kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Bonus Demografi Jadi Kunci Keluar dari Middle Income Trap


Selasa, 26 November 2024 / 13:57 WIB
Bonus Demografi Jadi Kunci Keluar dari Middle Income Trap
ILUSTRASI. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sudarto mengatakan, bonus demografi merupakan sebuah potensi.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bonus demografi akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk bisa keluar dari middle income trap.

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sudarto mengatakan, bonus demografi merupakan sebuah potensi. Kondisi itu terjadi jika pertumbuhan yang dihasilkan oleh penduduk usia produktif lebih besar dari pada yang dikonsumsi. 

"Jadi ada saving, kuncinya adalah saving dan produktivitas," jelas Sudarto dalam acara Social Security Summit 2024, Selasa (26/11).

Ia menyebutkan, untuk keluar dari middle income trap sebelum tahun 2045, diperlukan akselerasi pertumbuhan ekonomi 6% hingga 8% per tahun. Oleh karena itu, Sudarto mengatakan Kemnenkeu Menyusun APBN juga sejalan dengan visi misi Indonesia emas di tahun 2045. 

Baca Juga: Masuk Kategori Berpendapatan Menengah Atas, Indonesia Sulit Keluar Middle Income Trap

Pada tahun 2045, target pendapatan per kapita Indonesia mencapai US$ 30.300. Sudarto bilang, APBN 2025 juga disusun untuk menuju Indonesia emas 2045 dengan transisi efektif, keberlanjutan, penguatan dan akselerasi sehingga APBN tetap terjaga.

"Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain kita semua untuk meningkatkan produktivitas," ujarnya. 

Agar bonus demografi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Sudarto mengatakan, perlu adanya fokus pada peningkatakn sumber daya manusia. Hal itu dapat melalui pendidikan, kesheatan, perlindungan social, ketahanan pangan serta kepastian hukum dan mempertahanan keamanan. 

"Kalau kita ingin mengejar pertumbuhan yang tinggi 6%-8% tidak ada pilihan selain kita tingkatkan produktivitas dan investasi artinya saving juga harus ditingkatkan," imbuhnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×