Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DEPOK. Wakil Presiden Boediono mengingatkan agar penerapan kurikulum 2013 tidak molor. Hal itu dikatakan dalam pembukaan Acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 213 di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan di Sawangan, Depok, Senin (11/2).
Menurut Boediono, ia menyambut baik kurikulum 2013 ini yang tujuanya untuk memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum yang sudah ada. Karena itu, dalam acara ini, dia meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh beserta jajarannya di Kemendikbud berusaha keras mempersiapkan kurikulum ini.
Wapres mengigatkan Kemendikbud agar dalam mengimplementasi kurikulum 2013 ini harus realistis. Penerapan kurikulum tersebut harus diperhitungkan dengan jumlah murid, guru dan sekolah yang sudah siap menerima penerapan kurikulum ini. Maka penerapan kurikulum 2013 harus bertahap. "Kita harus realistis berapa yang bisa kita mulai pada tahun 2013 dan berapa kelanjutannya pada tahun 2014 dan 2015," ujar Boediono.
Namun Wapres meminta agar penerapan kurikulum ini jangan dibuat molor. Pasalnya jika molor pasti ada korban yakni sebagian generasi kita tidak bisa menikmati kurikulum ini. Wapres yakin jika seluruh jajaran yang bekerja di dunia pendidikan mau bekerja keras, maka sebagian besar kurikulum ini sudah bisa diterapkan pada tahun ini.
Boediono yakin bahwa para ahli pendidikan di Indonesia mampu merumuskan kurikulum yang berkualitas. Wapres mengharapkan agar dalam pembahasan kurikulum ini, unsur keseimbangan antara hard skill dan soft skill menjadi prioritas. Jadi selain melahirkan manusia yang cerdas secara matematis dan teknis, kurikulum 2013 juga mampu menciptakan generasi yang berkepribadian baik, punya kemampuan kerjasama, dan toleransi pada pandangan yang berbeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News