Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahap tanggap darurat penanganan gempa Lombok berakhir pada Sabtu (25/8). Hal tersebut disetujui usai rapat koordinasi di Posko Tanggap Darurat Penanganan Gempa Lombok di Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Jumat (24/8).
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyebutkan, hal ini akan dilanjutkan dengan tahap transisi dari darurat ke pemulihan.
"Saat ini masih dibahas periode transisi darurat ke pemulihan untuk penanganan dampak gempa Lombok. Selanjutnya akan ditetapkan oleh Gubernur NTB melalui surat keputusan penetapan transisi darurat ke pemulihan penanganan dampak gempa Lombok," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (24/8).
Selama masa transisi darurat, bantuan kebutuhan lanjutan yang belum dapat diselesaikan pada saat tanggap darurat dapat diteruskan. Mulai untuk tempat hunian masyarakat bagi rumah yang hancur dan hilang akibat longsor, pembersihan puing masih dilakukan di beberapa daerah terdampak, termasuk permintaan warga secara door to door yang dilayani untuk melaksanakan pembersihan.
Ia menyebutkan, distribusi air bersih dilakukan karena ada beberapa dusun di Desa Sokong melalui Orari melaporkan belum menerima air bersih. "Di Desa Kuripan, Kabupaten Lombok Barat ada 123 KK yang sudah seminggu ada tangki air namun belum mendapatkan air bersih karena belum bisa dijangkau oleh mobil tangki," ujarnya.
Sutopo bilang, Klaster Kesehatan melaporkan 21.328 pasien dampak gempa Lombok sudah ditangani oleh Tim Pelayanan Kesehatan TNI. Jumlah pasien yang sakit dampak gempa Lombok di Kabupaten Lombok Utara juga terus berkurang. Pelayanan kesehatan sendiri akan terus digelar untuk memberikan layanan kesehatan dan perlindungan pada masyarakat.
Dari Klaster Pemulihan Sarana Prasana pembersihan puing dan lingkungan di jalan-jalan protokol, perempatan besar, dan konsentrasi massa, terutama di Simpang Pemenang yang perlu segera dirapikan dan diperbaiki, serta pembangunannya dipercepat.
Juga distribusi bantuan logistik terus disalurkan. Aparat TNI dikerahkan mengirim bantuan ke desa-desa terpencil yang sulit dijangkau dengan kendaraan roda 4. Sutopo menyebutkan Sembelia merupakan tempat yang sulit dicapai dengan roda 4.
Dampak gempa telah menyebabkan 555 orang meninggal. Korban meninggal tersebar di Kab. Lombok Utara 466 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Timur 31 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 9 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 2 orang.
Sementara terdapat 390.529 orang masih mengungsi akibat gempa Lombok. Pengungsi tersebar di Kabupaten Lombok Utara 134.235 orang, Lombok Barat 116.453 orang, Lombok Timur 104.060 orang, Lombok Tengah 13.887 orang, dan Kota Mataram 18.894 orang. Pengungsi masih memerlukan bantuan logistik.
Gempa susulan masih sering terjadi dengan intensitas kecil. Sampai dengan sore tadi, telah terjadi 1.089 kali gempa pascagempa kekuatan M7 pada 5 Agustus 2018. Dari 1.089 kali gempa susulan tersebut, gempa yang dirasakan ada 50 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News