Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyaksikan penandatanganan kerja sama antara penanam modal dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kerja sama tersebut melibatkan 59 pengusaha besar dengan 196 UMKM yang mencapai angka Rp 1,5 triliun. Hal tersebut disampaikan Bahlil merupakan tahap awal dalam pengembangan pola kemitraan.
"Ini adalah langkah awal, Rp 1,5 triliun langkah awal. Jadi ke depan setiap bulan kami akan lakukan," ujar Bahlil, Senin (18/1).
Bahlil menerangkan bahwa kemitraan memberikan dampak berkeadilan bagi dunia usaha. Sehingga investasi yang masuk tidak hanya menguntungkan pengusaha besar terapi juga UMKM.
Lebih lanjut pola kemitraan akan mengembangkan skala UMKM ke depan. Pasalnya dalam kerja sama yang dilakukan, UMKM dimasukkan dalam rantai pasok global.
Baca Juga: Ini alasan Kementerian BUMN bentuk holding pembiayaan mikro
"Investasi kali ini pak presiden Rp 1,5 triliun ini adalah UMKM yang melakukan supply chain jadi ini sudah lebih mendekatkan pada modernisasi," terang Bahlil.
Sehingga UMKM tidak hanya menjadi pemasok kebutuhan dasar seperti sembako. Bahlil bilang kerja sama dengan skema tersebut tak membuat UMKM semakin berkembang.
Padahal disampaikan Bahlil bahwa UMKM memiliki kontribusi yang tinggi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hampir seluruh angkatan kerja terserap oleh UMKM.
"Sekarang kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional kita juga didorong oleh sektor UMKM dengan menyuplai kurang lebih sekitar 120 juta angkatan kerja dari total 133 juta di negara kita," jelas Bahlil.
Oleh karena itu pola kemitraan yang ada akan terus dikembangkan. Sehingga UMKM dapat terus berkembang seiring masuknya investasi ke Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News