kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,72   3,97   0.44%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BKPM ingin lebih banyak dana OBOR masuk RI


Rabu, 10 Mei 2017 / 23:10 WIB
BKPM ingin lebih banyak dana OBOR masuk RI


Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah tengah menyiapkan skema investasi terpadu untuk ditawarkan kepada para investor yang hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, pada 14-15 Mei 2017.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan bahwa dalam menjaring investasi khususnya pada program infrastruktur besar seperti OBOR tersebut, perlu adanya satu visi terpadu dan kerja sama antar kementerian serta lembaga secara baik.

"Kita bicara dimensi seperti apa sekarang, saya pribadi merasa memang harus menerobos ke skala yang puluhan miliar dolar," kata Thomas, Rabu (10/5).

KTT OBOR merupakan program pertemuan infrastruktur terbesar di dunia. Thomas yang kerap disapa Tom itu mengatakan bahwa OBOR program infrastruktur terbesar di dunia untuk generasi saat ini. Diperkirakan, total pendanaan dari OBOR tersebut mencapai US$ 300-500 miliar dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.

"Ini memang lebih dari BKPM, yang paling utama adalah koordinasi. Karena memang proyek OBOR dan keikutsertaan pemerintah, harus diselaraskan dengan program pembangunan nasional," kata Tom.

Pekan ini, pemerintah tengah menyiapkan rencana terpadu investasi yang nantinya akan dibawa oleh Presiden Joko Widodo untuk ditawarkan kepada para investor dalam KTT OBOR tersebut. Pendekatan yang dibawa pemerintah kali ini adalah dengan konsep kawasan terpadu.

"Jadi terkadang kita masih terpecah pendekatan sektoral. Jadi proyek perhubungan jalan sendiri, pariwisata jalan sendiri, energi jalan sendiri. Tapi justru sekarang yang sangat diperlukan adalah pendekatan terpadu suatu wilayah," ujar Tom.

Perkiraan total pendanaan yang diperkirakan mencapai US$ 300-500 miliar tersebut, masih belum sepenuhnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Tercatat, porsi yang diterima Indonesia terbilang sangat kecil, baru pada kisaran US$ 5-6 miliar atau Rp 66-Rp 80 triliun.

Sementara porsi yang diambil oleh Pakistan mencapai Rp 62 miliar dolar AS, setara dengan Rp828 triliun, Filipina sebesar US$ 24 miliar atau Rp 320 triliun dan Malaysia sebesar US$ 30 miliar atau Rp 400 triliun.

"Presiden Xi Jinping pertama kali mengumumkan OBOR di Jakarta pada 2013, jadi sangat ironis bahwa malah kita ketinggalan dalam totalitas OBOR ini. Memang ini murni salah pendekatan sejauh ini, kita memang kurang terintegrasi, kurang proaktif untuk menggali. Ini tentunya suatu hal yang ingin kita benahi segera," ujar Tom.

BKPM mencatat, realisasi investasi Tiongkok di Indonesia sepanjang 2016 sebesar US$ 1,01 miliar, yang meningkat jika dibandingkan 2015 yang hanya US$ 160 juta. Angka tersebut, jauh di bawah komitmen investasi Negeri Tirai Bambu tersebut dalam lima tahun yang diperkirakan senilai US$ 52 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×