kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BKPM dorong peningkatan investasi peternakan sapi


Senin, 12 Januari 2015 / 16:41 WIB
BKPM dorong peningkatan investasi peternakan sapi
ILUSTRASI. Cara Efektif Mengatasi Sembelit pada Balita


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Johana K.

JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) mendorong peningkatan investasi bidang peternakan sapi dan industri olahan dalam negeri. Hal itu penting untuk mendorong pemerataan ekonomi di masyarakat dan pencapaian swasembada pangan. 

Kepala BPKM Franky Sibarani mengatakan, persebaran investasi sapi dan industri olahan pada tahun 2010-2014 lebih banyak di luar Jawa. Perbandingannya di luar Pulau Jawa sebesar 57% dan di Pulau Jawa 43%. Kondisi ini perlu didukung karena merangsang pertumbuhan ekonomi di luar Jawa. Sejauh ini, BKPM menilai potensi investasi sapi di Indonesia masih cukup besar.

Selama ini, konsumsi daging dan susu perkapita masih relatif rendah. Namun dengan kemajuan investasi ini, diperkirakan konsumsi tersebut akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat. Konsumsi daging perkapita Indonesia masih 2,4 kg per tahun. Menurut data KADIN, angka tersebut sudah menghasilkan investasi Rp 54 Triliun. "Jika konsumsi daging perkapita dapat ditingkatkan, angka investasi yang dibutuhkan tentu semakin besar." imbuhnya.
 
Dayan Anthony, Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Sapi Potong Indonesia (GAPPSI) meminta agar pemerintah mendorong perkembangan sapi-sawit sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan jumlah populasi sapi di Indonesia. "Kami meminta pemerintah memberikan kompensasi fiskal kepada perusahaan yang menerapkan integrasi sapi dan sawit," ujarnya.
 
Pelaku usaha juga meminta perhatian pemerintah terhadap peternakan sapi perah sebagai industri hulu dari industri susu. Pemerintah diminta membuat regulasi yang mengharuskan industri hilir pengolah susu untuk mengembangkan peternakan, sehingga dapat mengurangi impor. Pasalnya, perkembangan industri pengolah susu cukup besar hingga saat ini mencapai 44 perusahaan. Kebutuhan susu untuk perusahaan pengolah susu mencapai 3,8 juta ton per tahun. Sementara, peternakan sapi perah dalam negeri hanya mampu memenuhi 20%-25% dari kebutuhan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×