Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan tidak mudah meningkatkan investasi dalam negeri. Baik itu yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Hal itu disebabkan tingginya persaingan antara negara dalam mendapatkan investasi.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi mengatakan, dengan kondisi tersebut, Indonesia harus terus memperbaiki dan menyempurnakan hal-hal yang terkait dengan penciptaan iklim investasi. "Agar lebih kondusif," kata Farah kepada Kontan.co.id, Rabu (31/7).
Baca Juga: Begini penjelasan BKPM terkait adanya perubahan kontribusi investasi
Farah masih optimistis investasi dapat bergairah sampai akhir tahun 2019. Adapun target realisasi investasi di tahun ini mencapai Rp 792 triliun.
Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trisakti Lembong menyampaikan di tahun ini ada tiga motor pertumbuhan ekonomi baru yang akan berdampak ke investasi. Pertama, industri smelter atau pengolahan logam.
Ekspor nikel Indonesia merupakan tiga terbesar di dunia untuk bahan baja anti karat. Sehingga gairah investasi diramal cukup gencar dengan pertumbuhan PMA industri pengolahan logam yang cukup signifikan.
Kedua, sektor ekonomi digital. Merebaknya e-commerce baik market place maupun moda transportasi online secara berkesinambungan bisa menstimulus sektor transportasi, telekomunikasi, pergudangan, sampai angkutan barang.
Baca Juga: BKPM mencatat investasi di sektor pertambangan terus merosot
Ketiga, sektor pariwisata dan gaya hidup. Industri pariwisata dibilang Thomas dapat meingkatkan investasi. Apalagi sejalan dengan rencana Presiden RI Jowo Widodo yang akan membuat 10 Bali baru.
Sektor ini juga diyakini akan menstimulus gaya hidup dalam hal penggunaan media sosial, sehingga juag meningkatkan girah industri telekomunikasi.
Farah menambahkan target realisasi investasi 2019 tetap difokuskan pada sektor industri pengolahan yg memberi nilai tambah atas produk yang dihasilkan. Kemudian melalui industri yang mendukung pariwisata seperti sektor infrastruktur termasuk jalan tol dan pembangkit tenaga listrik.
Optimisme BKPM selaras dengan laporan realisasi investasi yang menunjukkan pertumbuhan investasi di periode Januari-Juni 2019 mencapai Rp 395,6 triliun. Pencapaian ini sudah berkontribusi 49,9% dari target 2019.
Baca Juga: Klarifikasi soal investasi unicorn Indonesia, begini sepak terjang Thomas Lembong
Dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 212,8 triliun atau naik 4% year on year (yoy). Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 182,8 triliun, angka ini lebih tinggi 16,4% dari periode sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News