Reporter: Grace Olivia | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) turut serta mengembangkan iklim perusahaan rintisan alias startup di dalam negeri. Dalam rangka mendorong investasi dan peningkatan lapangan kerja, BKPM berencana mempertemukan sekitar 250 startup dengan para investor, pemerintah daerah, serta kementerian dan lembaga.
Pertemuan besar tersebut rencananya diselenggarakan melalui Regional Investment Forum (RIF) pada 11 Maret mendatang. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan pertemuan RIF bertujuan untuk mengkomunikasikan berbagai kemajuan dan peluang investasi langsung dari para perintis usaha kepada investor maupun stakeholders lainnya.
Sementara, Direktur Fasilitas Promosi Daerah BKPM Indra Darmawan menjelaskan, acara tahunan ini diharapkan dapat menjadi momentum pembuka mata bagi pemerintah daerah untuk melihat potensi ekonomi digital di daerahnya masing-masing.
"Sehingga jejaring diperluas, (startup) yang memerlukan bantuan, akses, fasilitas, atau merasa usahanya sulit berkembang di daerah tersebut, bisa Pemda respon," kata Indra, Rabu (6/3).
Melalui beberapa sesi acara dalam RIF 2019, BKPM menggelar diskusi panel dengan pemangku kepentingan meliputi pemerintah pusat dan daerah, asosiasi, serta pelaku usaha terkait, untuk membuka wawasan tentang pengaruh dan masa depan ekonomi digital di Indonesia.
Juga kegiatan parallel yang terdiri dari Digital Startup Pitching session untuk memfasilitasi beberapa startup terpilih dari berbagai sektor seperti agritech, fishery tech, pendidikan, kesehatan, pariwisata/event, makanan, dan properti).
Pengusaha startup nantinya dapat melakukan One-on-One Meeting (03M) antara calon investor dan stakeholder terkait termasuk startup, dalam rangka membuka jalur komunikasi dengan pemerintah.
Founder dan CEO Crowde Yohanes Sugihtononugroho menilai, selama ini komunikasi dengan pemeritah daerah menjadi salah satu tantangan yang berat bagi startup yang bergerak di daerah seperti Crowde. Crowde merupakan platform pemodalan bersama yang ditujukan bagi para petani, peternak, dan nelayan.
"Sebagai pelaku ekonomi digital kami sangat berharap bisa berkolaborasi dengan pemda dan membantu mendorong perkembangan ekonomi. Kita banyak berinteraksi dengan petani di desa dan kita melihat sangat minimnya kolaborasi para pelaku dan pemerintah, saling tidak tahu dan tidak mengerti," ujar Yohanes, Rabu (6/3).
Yohanes juga mendukung upaya pemerintah dalam mempermudah dan menyederhanakan proses perizinan berusaha melalui OSS. Terutama dengan dikembangkannya aplikasi Kopi Mantap (Koordinasi Pengawalan Investasi Memanfaatkan Apikasi) sebagai protokol komunikasi untuk mengawal proses kegiatan investasi atau usaha yang telah memperoleh izin melalui OSS.
"Dengan adanya hal seperti ini akan sangat membantu. Kita sadar kolaborasi dengan pemerintah itu sangat amat penting," tandas dia.
Regional Investment Forum (RIF) akan diselenggarakan 1 11 Maret 2019 dan dihadiri kalangan pemerintah pusat, daerah, dan BUMN. Di antaranya Menkominfo Rudiantara, Kepala BKPM Thomas Lembong, Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Ratman, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil GubernurJawa Timur Emil Dardak, serta Vice President Media and Digital Wiseto Prasetyo Agung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News