Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indikator aktivitas manufaktur Purchasing Mangers Index (PMI) dari IHS Markit menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Lembaga tersebut mengungkapkan, PMI Manufaktur Indonesia berada pada angka 57,2 atau meningkat dari 52,2 pada bulan September 2021. Bahkan, ini tercatat tertinggi sejak survei dimulai pada April 2021.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio N. Kacaribu mengatakan, perbaikan kinerja manufaktur ini tak lepas dari melandainya kasus harian Covid-19.
“Penurunan kasus Covid-19 berakibat pada pelonggaran pembatasan aktivitas, disinyalir telah menyebabkan peningkatan aktivitas sektor manufaktur bulan Oktober 2021,” ujar Febrio dalam keterangannya, Senin (1/11).
Baca Juga: Permintaan meningkat, pengusaha optimistis sektor manufaktur bakal kian menggeliat
Febrio menjelaskan, per 31 Oktober 2021, kasus harian rata-rata sudah kembali ke tiga digit di angka 523 kasus harian dengan total 12.318 kasus aktif.
Angka rata-rata vaksinasi harian juga menggembirakan, mencapai 2 juta suntikan per hari. Bahkan saat ini, sudah ada 73,8 ribu orang yang mendapatkan vaksinasi lengkap atau setara 35,44% dari total target 208,27 juta orang untuk mendapatkan herd immunity.
Output dan permintaan baru di industri manufaktur mencatatkan rekor di bulan Oktober 2021 seiring dengan membaiknya situasi Covid-19. Meski demikian, permintaan ekspor baru masih mengalami kontraksi karena adanya gangguan pandemi dan hambatan pengiriman.
Kabar baiknya, peningkatan industri manufaktur ini juga membuat penyerapan tenaga kerja kembali meningkat, pertama kali dalam empat bulan. Namun, akumulasi penumpukan pekerjaan masih sedikit meningkat karena kenaikan tenaga kerja masih belum signifikan.
Baca Juga: Pengusaha yakin kinerja manufaktur bisa terus moncer, ini alasannya
Baik kuantitas maupun stok pembelian mencatatkan kenaikan yang mencetak rekor. Sementara itu, stok barang jadi menurun dan belum dapat diikuti dengan kenaikan input. Kurangnya pasokan bahan baku ini menyebabkan inflasi.
Kenaikan inflasi ini akhirnya dibebankan pada pembeli sehingga ini penyebab peningkatan harga barang. Hanya saja, tak setinggi bulan September 2021.
Ke depan, Febrio melihat sentimen bisnis secara keseluruhan akan membaik, seiring dengan perbaikan situasi pandemi Covid-19.
Untuk itu, pemerintah akan mempertahankan kerja memberantas Covid-19 dan meningkatkan vaksinasi untuk menjaga angka kasus harian Covid-19, terutama adanya momen liburan Natal dan Tahun Baru.
“Kerja sama masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan juga harus terus didorong untuk mendukung pemulihan sektor manufaktur lebih lanjut,” tandas Febrio.
Selanjutnya: Ekonomi membaik, permintaan kredit korporasi di September 2021 menggeliat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News