kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Biar ekonomi lebih cepat pulih, Chatib Basri sarankan ekspansi fiskal


Rabu, 09 September 2020 / 07:10 WIB
Biar ekonomi lebih cepat pulih, Chatib Basri sarankan ekspansi fiskal


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Progres pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19 perlu dibumbui dengan racikan yang pas. Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri mengatakan, bumbu yang pas untuk pemulihan ekonomi adalah ekspansi fiskal.

"Kalau ingin jump start, kita harus perkuat di stimulus fiskal, bukan kebijakan moneter," ujar Chatib, Selasa (8/9).

Dengan adanya guyuran dari stimulus fiskal, diharapkan ini mampu mengungkit konsumsi rumah tangga yang tentunya bisa mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia, apalagi konsumsi rumah tangga merupakan motor penggerak konsumsi rumah tangga.

Baca Juga: Penyerapan anggaran PEN dinilai lambat, Chatib Basri: Pemerintah masih susah belanja

Sambil menyelam minum air, setelah konsumsi rumah tangga meningkat, maka akan juga meningkatkan investasi. Menurut Chatib, pola ini akan lebih efektif.

"Kalau kita inject investasi, konsumsi rumah tangga memang akan naik, tapi tidak seberapa. Namun, kalau kita menaikkan konsumsi, yang berarti akan ada permintaan sehingga akan ada proses produksi, maka ini bisa meningkatkan investasi dengan tinggi," katanya.

Lebih lanjut, kebijakan moneter memang merupakan kebijakan yang punya peran penting dalam pemulihan ekonomi. Namun, untuk saat ini, tuas yang tepat adalah kebijakan fiskal.

Baca Juga: Defisit APBD tahun 2021 diperlebar karena penerimaan daerah terganggu

"Kalau dari moneteary policy, kalau saat ini suku bunga acuan diturunkan tetapi permintaan masih lemah, maka ini tidak akan bisa membantu," tandasnya.

Selanjutnya: Kadin desak Omnibus Law Cipta Kerja segera beres agar investasi tahun depan moncer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×