kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.405   -25,00   -0,15%
  • IDX 7.164   22,94   0,32%
  • KOMPAS100 1.042   1,48   0,14%
  • LQ45 812   -0,03   0,00%
  • ISSI 225   -0,03   -0,01%
  • IDX30 425   0,35   0,08%
  • IDXHIDIV20 509   -1,14   -0,22%
  • IDX80 117   -0,21   -0,18%
  • IDXV30 121   -0,59   -0,48%
  • IDXQ30 139   -0,08   -0,06%

BI turunkan pertumbuhan tahun ini ke 6,1%-6,5%


Kamis, 12 Juli 2012 / 15:56 WIB
BI turunkan pertumbuhan tahun ini ke 6,1%-6,5%
ILUSTRASI. Seorang ibu dan anak balita dengan menggunakan masker mencuci tangan dengan sanitizer. KONTAN/Baihaki/26/05/2021


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. Melemahnya perekonomian dunia mulai merembet pada kinerja ekonomi Indonesia, terutama untuk ekspor. Bank Indonesia (BI) pun memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi tahun ini kami akui akan lebih rendah, tapi tidak banyak. Dari 6,3%-6,7% dengan titik tengah 6,5%, menjadi 6,1%-6,5% dengan titik tengah 6,3%," ujar Gubernur BI Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (12/7).

BI juga memperkirakan ekonomi di triwulan ketiga 2012 tumbuh 6,3%. Sementara tahun depan, ekonomi bisa tumbuh 6,3%-6,7%.

Ekonomi masih bisa berkembang di atas 6% dengan dukungan permintaan domestik baik konsumsi dan investasi yang kuat. Sektor andalan yang jadi motor ekonomi ke depan antara lain transportasi dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri.

Membaik di paruh kedua

Darmin memperkirakan neraca pembayaran Indonesia yang tertekan pada triwulan kedua 2012 akan cenderung membaik pada paruh kedua nanti.

Namun, pemerintah harus bersiap, defisit transaksi berjalan di kuartal kedua diperkirakan bakal lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya. Maklum, kinerja ekspor merosot. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan financial (TMF) di triwulan kedua 2012 dirasa masih cukup tinggi. Penopangnya adalah maraknya investasi langsung dan membaiknya arus porfolio asing.

BI menyatakan akan menyesuakan impor bahan baku sejalan dengan menurunnya ekspor. Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan. Pada akhir Juni lalu, cadangan devisa Indonesia mencapai Rp 106,5 miliar dollar AS yang setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×