CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

BI sudah pasang kuda-kuda hadapi tapering off AS


Kamis, 19 Agustus 2021 / 17:44 WIB
BI sudah pasang kuda-kuda hadapi tapering off AS
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta (20/4/2021).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federeal Reserve (The Fed) kembali melempar sinyal pengetatan kebijakan moneter atau tapering off.  Tentunya ini bisa menjadi sentimen bagi pergerakan pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Meski begitu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakinkan bahwa BI sudah memiliki kuda-kuda kokoh dalam menghadapi tapering off ini. Bahkan strategi ini sudah dilakukan sejak Februari 2021. 

Perry menyebut, pada bulan Februari lalu, isu tersebut sudah mencuat sehingga imbal hasil US Treasury meningkat dan ini memengaruhi appetite investor global di negara-negara berkembang dan memengaruhi kondisi Indonesia juga. 

Baca Juga: Pemerintah targetkan suku bunga surat utang negara sebesar 6,82% di tahun depan

Namun, Indonesia cepat mengambil langkah dengan melakukan penyesuaian imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN). 

“Jadi, tergantung seberapa jauh kita bisa mengelola perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, terutama di investasi portofolio, yaitu imbal hasil SBN dalam negeri. Kita seimbangkan, kiat sesuaikan,” ujar Perry, Kamis (19/8) via video conference

Kemudian, BI tak menampik bahwa ini akan membawa risiko terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. dalam hal ini, BI sudah siap dengan melakukan triple intervention, yaitu dengan intervensi di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder saat investor asing melepas SBN. 

“Ingat kan awal tahun ini BI beli Rp 8,6 triliun dari sekitar Rp 11 triliun yang keluar? Tentu, kami berkoordinasi penuh dengan pemerintah untuk tetap stabil,” tandasnya. 

Selanjutnya: Masih dibayangi Covid-19, bagaimana arah kebijakan The Fed dan BI ke depan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×