kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,16   -5,20   -0.56%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Sebut Ekonomi Berkelanjutan Bisa Dioptimalisasi Lewat Wakaf dan Pembiayaan Hijau


Jumat, 15 Juli 2022 / 14:43 WIB
BI Sebut Ekonomi Berkelanjutan Bisa Dioptimalisasi Lewat Wakaf dan Pembiayaan Hijau
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pertemuan?Kementerian Keuangan dan Bank Sentral negara-negara G20. BI Sebut Ekonomi Berkelanjutan Bisa Dioptimalisasi Lewat Wakaf dan Pembiayaan Hijau.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonomi berkelanjutan dapat dicapai melalui optimalisasi keuangan sosial syariah khususnya wakaf, dan peningkatan dukungan pembiayaan hijau.

Keuangan sosial syariah memiliki peran penting dalam pemerataan pendapatan, menjaga daya beli, dan menciptakan kesempatan berusaha bagi seluruh lapisan masyarakat.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan terdapat tiga kunci strategis untuk optimalisasi keuangan sosial syariah.

Pertama, keuangan sosial syariah memiliki peran yang strategis dalam memperbaiki socio-economic masyarakat, khususnya untuk pemulihan pasca pandemi.

Kedua, tiga faktor utama yang dapat mendorong optimalisasi dan penguatan peran keuangan sosial syariah dalam pemulihan ekonomi adalah tata kelola, inovasi, dan digitalisasi.

Ketiga, diperlukan sinergi dan kolaborasi antar lembaga di domestik maupun internasional dalam memperkuat kapasitas nazhir/amil dan mengakselerasi inisiatif proyek wakaf.

Baca Juga: BI: Ekonomi dan Keuangan akan Terdampak Jika Upaya Menuju Ekonomi Hijau Tak Dilakukan

Adapun Perry mengatakan, dalam melakukan mobilisasi pembiayaan hijau juga diperlukan untuk mendukung ekonomi berkelanjutan, khususnya untuk memitigasi perubahan iklim yang menjadi tantangan sekaligus peluang baru bagi perekonomian.

“Sinergi antar otoritas sektor keuangan dan para pelaku dunia usaha diharapkan akan menjadi tulang punggung transisi menuju ekonomi rendah karbon,” tutur Perry side pada event G20 High level discussion: Optimizing Endowment Fund for Sustainable Financial Inclusion di Nusa Dua Bali, Kamis (14/7).

Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menyampaikan Indonesia memiliki potensi ekonomi hijau yang luar biasa dan sejatinya kita semua bisa mengoptimalkan potensi tersebut.

“Dengan karunia yang begitu besar di sektor green economy ini, maka tugas selanjutnya ada pada kita yang bergerak di sektor riil, sektor keuangan maupun regulator untuk secara bersama-sama berkontribusi dalam menghadirkan sebuah ekosistem ekonomi dan keuangan yang berkelanjutan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim,” kata Dia.

Lebih lanjut menurutnya, terdapat tiga kunci strategis dalam rangka scalling up ekonomi dan keuangan hijau.

Baca Juga: Desa Penglipuran dan Mimpi Besar Indonesia Merintis Pariwisata Berkelanjutan

Pertama, pentingnya merumuskan kebijakan agar tercipta transisi yang orderly, just and affordable.

Upaya transisi ini perlu dipersiapkan dengan baik agar tidak menjadi disrupsi berlebihan bagi perekonomian.

Kedua, perlunya komitmen lembaga keuangan untuk mendukung pembiayaan hijau atau green financing.

Ketiga, pentingnya inovasi kebijakan hijau dan sinergi antar otoritas untuk meningkatkan pembiayaan hijau.

Inovasi dan sinergi kebijakan ini guna memberikan insentif dalam rangka memperluas green financing, baik dari sisi perbankan maupun pengembangan pasar keuangan hijau. Ke depan, sinergi kebijakan hijau antar otoritas keuangan akan ditingkatkan dan diarahkan untuk meningkatkan pembiayaan hijau.

Melalui sinergi kebijakan tersebut, minat investor untuk bertransisi serta keinginan masyarakat untuk menggunakan produk berwawasan lingkungan diharapkan meningkat sehingga dapat mengakselerasi keseimbangan antara ekosistem lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×