Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah sampai akhir 2014 akan ada pada kisaran 11.600-11.800 per dolar Amerika Serikat (US$). Otoritas moneter ini menghitung, asumsi nilai tukar rupiah yang lebih rendah pada tahun ini sebagai akibat tekanan neraca transaksi berjalan.
Gubernur BI Agus Martowardojo, dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengatakan, defisit transaksi berjalan sangat berperan terhadap nilai tukar rupiah.
Pada tahun lalu defisit transaksi berjalan mencapai US$ 29,09 miliar atau 3,33% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan pada triwulan I 2014 kemarin defisit tercatat US$ 4,19 miliar atau 2,06% dari PDB.
"Sejak Mei 2013 ketika diumumkan akan terjadi tapering off Bank Sentral AS. Itu memberi tekanan tersendiri bagi rupiah," katanya, Selasa (3/6).
Dengan kondisi itu, maka pada tahun ini tidak yang bisa mengubah nilai tukar rupiah kembali ke rata-rata yang diasumsikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar Rp 10.500 per dolar AS. Pemerintah dalam pengajuan RAPBN Perubahan 2014 menaruh rupiah pada level 11.700 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News