kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.834   -94,00   -0,60%
  • IDX 7.456   -36,12   -0,48%
  • KOMPAS100 1.155   -4,46   -0,38%
  • LQ45 915   -5,13   -0,56%
  • ISSI 226   -0,31   -0,14%
  • IDX30 472   -2,63   -0,55%
  • IDXHIDIV20 569   -3,89   -0,68%
  • IDX80 132   -0,47   -0,35%
  • IDXV30 140   -0,44   -0,31%
  • IDXQ30 157   -0,93   -0,59%

BI: Rp 3,5 triliun untuk cetak dan distribusi uang


Rabu, 04 Februari 2015 / 19:58 WIB
BI: Rp 3,5 triliun untuk cetak dan distribusi uang
ILUSTRASI. Sejumlah wisatawan mengunjungi kawasan Jalan Malioboro di Yogyakarta, Senin (17/5/2021). Menurut data Satgas COVID-19 Kota Yogyakarta, jumlah wisatawan berkunjung ke Malioboro selama libur lebaran 2021 turun dari sekitar 2.000-3.000 wisatawan per hari menjadi 500-700 wisatawan per hari menyusul adanya larangan mudik. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank Indonesia menganggarkan dana sedikitnya Rp 3,5 triliun per tahun untuk mencetak dan mendistribusikan uang ke seluruh Indonesia. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Eko Yulianto mengungkapkan, biaya yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya itu, bukanlah jumlah yang sedikit.

Karena itu, bank sentral meminta kepada masyarakat, untuk bisa menjaga dan memperlakukan uang kartal dengan baik. "Pergunakan uang dengan baik, jangan dicoret, jangan bikin lusuh, karena itu bisa memperpendek umur uang. Dalam setahun untuk mencetak uang dan mendistribusikannya perlu dana lebih kurang Rp 3,5 triliun. Jadi tolong perlakukan uang dengan baik," kata Eko di Gedung BI, Jakarta, Rabu (4/2).

Eko merinci, dengan besaran dana yang dianggarkan itu, bank sentral bisa mencetak uang lebih kurang 8,3 miliar lembar uang berbagai variasi nominal atau berbagai macam pecahan uang. Eko bilang, biaya yang paling mahal diantaranya adalah untuk mencetak uang pecahan Rp 100.000. 

Selain mahalnya biaya cetak uang, lanjut Eko, proses pencetakan uang juga dinilai rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Mulai dari proses pemilihan gambar pahlawan yang akan tertera dalam uang pecahan, proses desain sampai dengan proses pencetakan uang kartal, memakan waktu antara 24 bulan sampai dengan 28 bulan. Karena itu, ia meminta masyarakat untuk memperlakukan uang kartal sebaik mungkin.

Eko menjelaskan, semakin tinggi nilai nominal suatu pecahan uang, maka semakin tinggi tingkat pengamanan uang tersebut. Sebab, pengamanan dalam uang kartal seperti tanda air, adanya serat fiber, benang pengaman, merupakan bentuk pengamanan agar mata uang yang asli tidak mudah untuk dipalsukan.

"Karena itu kami menghimbau peran serta masyarakat yang diharapkan menjaga kebersihan uang dengan tidak merusak uang seperti mencoret, menggambar, menggunting dan sebagainya. Sebab, rupiah adalah sebagai lambang kedaulatan negara, maka harus dipergunakan sebaik-baiknya," himbau Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×