kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI rate dan inflasi picu ekonomi di Q3 melambat


Rabu, 06 November 2013 / 16:26 WIB
BI rate dan inflasi picu ekonomi di Q3 melambat
ILUSTRASI. Film Blasted, merupakan film sci-fi komedi terbaru dari Netflix yang akan tayang pada akhir bulan Juni ini.


Reporter: Asep Munazat Zatnika, Anna Suci Perwitasari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) beberapa bulan terakhir menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan tahun 2000, pada kuartal ketiga mencapai Rp 709,5 triliun. Angka itu jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2012, hanya tumbuh sebesar 5,62%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menjelaskan, kebijakan BI yang meningkatkan tingkat suku bunga acuan, alias BI rate telah berdampak pada kondisi dunia usaha.

BI rate yang tinggi dinilai telah membuat pertumbuhan kredit usaha menurun. Hal itu berdampak pada menurunnya jumlah investasi serta pembelian bahan baku dan bahan penolong.

“Kalau produksi perusahaan terganggu, membuat produktivitas secara keseluruhan ikut terhambat,” ujar Suryamin.

Faktor inflasi

Selain itu, inflasi yang tinggi di kuartal III  juga telah menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti diketahui, tingkat inflasi paling tinggi terjadi di bulan Juli 2013 sebesar 3,29%.

Suryamin bilang, dengan inflasi yang tinggi telah membuat daya saing ekonomi Indonesia menurun, akibatnya produktivitas barang dan jasa juga ikut terganggu.

Meskipun dunia usaha terganggu, pada kuartal III 2013, sektor industri masih mengalami pertumbuhan. Beberapa industri yang berkontribusi terhadap pertumbuhan, di antaranya, sektor pengolahan, pertanian, dan perdagangan, hotel, dan restoran dengan pertumbuhan masing-masing industri sebesar 23,11%, 15,21%, dan 13,88%.

Sementara untuk wilayah yang menyumbangkan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan masih berasal dari pulau Jawa sebesar 23,75%.

Sementara itu, walaupun pertumbuhan ekonomi di kuartal III turun dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya, pemerintah tetap yakin akan terjadi rebound pada kuartal IV.

Wakil Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro memprediksi, pada kuartal IV mendatang, pertumbuhan ekonomi akan kembali naik ke 5,8%. Dan secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2013 bisa mencapai 5,8%

Faktor yang mendukung adalah pertumbuhan konsumsi yang tetap terjaga dan juga realisasi investasi yang masih stabil.

"Faktor lain yang bisa membantu adalah penyerapan belanja pemerintah. Kan secara siklus banyak yang terjadi di tahun depan,” jelas Bambang di Jakarta, Rabu (6/11).

Kebijakan fiskal diharapkan ikut bantu pemulihan

Untuk mendorong pertumbuhan, diharapkan kebijakan fiskal yang akan dikeluarkan Kementerian Keuangan juga ikut membantu. Apalagi di November, Kemkeu akan mengeluarkan kebijakan untuk mendorong ekspor dan mengendalikan impor.

Bambang pun tidak takut jika kebijakan penekanan impor malah berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. "Yang dipilih nanti impor yang tidak menggangu investasi," katanya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar pun menilai pertumbuhan ekonomi kuartal III yang ada di posisi 5,6% masih wajar karena tren ekonomi global yang juga melemah. Mantan Wakil Menteri Keuangan ini pun melihat jika pertumbuhan ekonomi saat ini masih tinggi dan menarik bagi para investor.

Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko menilai, biasanya pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat selalu lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal tiga.

Namun, dengan berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Ia pesimistis pertumbuhan bisa lebih tinggi. “Saya memperkirakan pertumbuhan di kuartal empat berada di level 5,6%-5,7%,” kata Prasetyantoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×