kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.797   -2,00   -0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

BI prediksi transaksi e-commerce bakal tumbuh 33,2% pada 2021


Minggu, 24 Januari 2021 / 10:34 WIB
BI prediksi transaksi e-commerce bakal tumbuh 33,2% pada 2021
ILUSTRASI. BI prediksi transaksi e-commerce bakal tumbuh 33,2% pada 2021


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan nilai transaksi e-commerce pada 2021 akan tumbuh 33,2% menjadi Rp 337 triliun, dari perkiraan nilai transaksi di 2020 yang sebesar Rp 253 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi dan digital akhir-akhir ini memang cepat. Hal ini merupakan buah manis yang bisa dipetik di tengah peliknya masalah pandemi.

“Ekonomi dan keuangan digital kita bergerak luar biasa. Pandemi ini mendorong sangat kuat. Angka-angka yang dipantau juga cenderung meningkat,” jelas Perry, Jumat (22/1).

Di sisi lain, peningkatan jumlah transaksi e-commerce juga merupakan buah dari kebijakan pemerintah dalam mendorong akseptasi digital pada masyarakat dan mendorong akselerasi financial technology (fintech) dan digital banking.

Baca Juga: Inilah cara mendapatkan keringanan pembayaran ShopeePayLater

Selain nilai transaksi e-commerce, Perry juga memperkirakan transaksi uang elektronik akan meningkat di tahun ini sebesar 32,3% menjadi Rp 266 triliun. Sementara estimasi di tahun 2020 sebesar Rp 201 triliun.

Sementara transaksi digital banking juga diperkirakan akan semakin meningkat menjadi Rp 32.206 triliun atau tumbuh 19,1% dari proyeksi di sepanjang tahun lalu yang sebesar RP 27.036 triliun.

Perry pun tak bosan-bosannya mengingatkan agar bank untuk segera agresif dalam mengimplementasikan digital banking. Pasalnya, zaman sudah berubah dan digitalisasi makin nyata.

Menurut Perry, ini merupakan bentuk pelayanan yang paling pas untuk masyarakat sekarang. Kalau bank kukuh untuk tidak ikut digital bangking, maka risikonya bisa ditinggal oleh konsumen.

“Karena sekarang masyarakat inginnya yang mudah. So, you have to service them lewat digital banking. Mau buka rekening, transfer, transaksi, inginnya lewat handphone dari kamar mandi, kamar tidur. Kalau bankir maunya dihampiri terus, lama-lama akan ditinggalkan,” tandasnya.

Selanjutnya: Peminat bisnis bank digital makin ramai, BRI turut memeriahkan lewat BRI Agro

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×