CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.899   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.129   -85,71   -1,19%
  • KOMPAS100 1.091   -11,54   -1,05%
  • LQ45 870   -6,00   -0,69%
  • ISSI 215   -3,57   -1,64%
  • IDX30 446   -2,19   -0,49%
  • IDXHIDIV20 538   -1,08   -0,20%
  • IDX80 125   -1,34   -1,06%
  • IDXV30 135   -0,47   -0,34%
  • IDXQ30 149   -0,62   -0,42%

BI prediksi ekonomi global akan membaik ditopang stimulus jumbo sejumlah negara maju


Selasa, 13 Oktober 2020 / 17:01 WIB
BI prediksi ekonomi global akan membaik ditopang stimulus jumbo sejumlah negara maju
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (17/9/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat adanya angin segar bagi perbaikan perekonomian global di tahun ini.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi dunia terus membaik sejalan dengan besarnya stimulus fiskal di beberapa negara maju.

“Terutama Amerika Serikat (AS) dan didukung pemulihan ekonomi China, serta berkurangnya penyebaran Covid-19,” kata Perry, Kamis (13/10) video conference.

Perbaikan ini juga meningkatkan investasi di sektor manufaktur, di tengah terbatasnya perbaikan ekonomi negara berkembang lainnya.

Pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan beberapa indikator dini pada bulan September 2020, seperti mobilitas masyarakat global, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur dan jasa di beberapa negara, serta keyakinan konsumen di AS dan kawasan Eropa.

Baca Juga: Burden sharing, BI sudah beli SBN sebesar Rp 229,68 triliun

Untuk selanjutnya, BI optimistis kalau perbaikan ekonomi global akan berlanjut, didorong oleh berkurangnya penyebaran Covid-19, meningkatnya mobilitas masyarakat, dan berlanjutnya stimulus kebijakan.

“Perbaikan ekonomi global tersebut mendorong kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia sesuai prakiraan sebelumnya.,” tambah Perry.

Sayangnya, ketidakpastian pasar keuangan global masih akan tetap tinggi, dipicu isu geopolitik seperti ketidakpastian pemilu AS dan perundingan Brexit, serta ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.

Perkembangan ini yang nantinya akan berdampak pada terbatasnya aliran modal ke negara berkembang dan menahan penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.

Selanjutnya: Inilah 9 negara terkaya di dunia, Indonesia urutan berapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×