Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sesuai dengan periodenya, current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan pada triwulan IV akan lebih rendah. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan triwulan IV akan turun pada kisaran US$ 5 miliar.
Sebelumnya, pada triwulan III 2014 defisit tercatat US$ 6,84 miliar atau 3,07% dari PDB. Untuk triwulan IV tahun lalu, defisitnya sebesar US$ 4,33 miliar. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perbaikan defisit pada triwulan IV disebabkan ekspor manufaktur yang meningkat.
Pelemahan rupiah yang signifikan membawa dampak positif bagi kinerja ekspor. Pada sisi impor, dengan adanya pelemahan rupiah bisa mengerem impor. "Yang jelas ada perbaikan di neraca non migas," ujar Perry, Selasa (16/12).
Untuk neraca migas sendiri, menurut Perry, masih belum ada perbaikan. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 2.000 per liter pada bulan November belum terlihat dampaknya pada tahun ini. Baru tahun depan dampak kenaikan harga BBM terhadap neraca transaksi berjalan akan terlihat.
Hingga akhir tahun, BI menghitung defisit transaksi berjalan akan berada pada posisi US$ 25 miliar atau sekitar 3% dari PDB. Bila dibanding tahun lalu, defisit pada tahun ini akan lebih rendah. Tahun 2013, defisit transaksi berjalan sebesar US$ 29,1 miliar atau 3,33% dari PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News