kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 bisa 5,5%


Selasa, 24 Juni 2014 / 22:15 WIB
BI: Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 bisa 5,5%
ILUSTRASI. 5 Jenis Bekas Jerawat yang Harus Anda Tahu, Apa Saja?


Reporter: Herlina KD | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,4% - 5,8% pada tahun 2015 atau lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diperkirakan sekitar 5,1% - 5,5%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun depan didorong oleh prospek perbaikan ekonomi baik di global maupun di domestik. Menurutnya, pemulihan ekonomi global akan lebih baik di tahun depan. Sementara itu, "Di domstik ada perbaikan konsumsi rumah tangga seiring naiknya pendapatan dan inflasi yang terkendali. Selain itu, investasi juga diperkirakan membaik seiring membaiknya perekonomian," katanya Selasa (24/6).

Membaiknya ekonomi global juga diperkirakan bakal berdampak pada membaiknya inflasi. Dalam perkiraan BI, pada 2015 inflasi akan ada di kisaran 4% plus minus 1%, lebih rendah dari perkiraan tahun ini yang ada di kisaran 4,5% plus minus 1%.

Sementara itu, BI memperkirakan nilai tukar rupiah pada tahun 2015 akan ada di kisaran Rp 11.900 per dollar Amerika Serikat (AS) - Rp 12.100 per dollar AS. Kisaran nilai tukar rupiah ini lebih lemah ketimbang kisaran rupiah untuk tahun ini menurut BI yang sekitar Rp 11.600 per dollar AS - Rp 11.800 per dollar AS.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan perkiraan nilai tukar rupiah tahun 2015 yang lebih melemah ketimbang tahun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor fundamental dan faktor risiko global.

Dari sisi fundamental, kata Perry antara lain masih adanya potensi defisit neraca transaksi berjalan di tahun depan meski kisarannya lebih rendah dari tahun ini. "Tahun depan perkiraan kami defisit transaksi berjalan sekitar 2,5% dari produk domestik bruto (PDB)," jelasnya.

Sementara itu, dari sisi eksternal, adanya rencana The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan juga akan memicu tekanan pada rupiah. Meski begitu, Perry bilang BI akan tetap melakukan berbagai strategi untuk menjaga agar nilai tukar tetap stabil sesuai dengan kondisi fundamentalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×