Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat inflasi tahunan alias year on year (yoy) di Februari 2014 mencapai 7,8%. Hasil ini sesuai dengan perkiraan BI yang melihat secara tahunan inflasi akan di bawah 8%.
Berdasarkan pantauan BI di minggu ketiga Februari, terjadi inflasi sebesar 0,28%. Karena itu, otoritas moneter melihat inflasi di Februari akan relatif rendah dan di bawah 0,5%.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada tiga faktor yang menyebabkan inflasi Februari.
Pertama, dampak banjir. Namun dampak banjir ini tidak besar terhadap kenaikan harga pangan. "Kecuali untuk beras. Yang lain terkendali," ujar Perry akhir pekan lalu.
Kedua, dampak pelemahan rupiah. Nilai mata uang garuda terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang loyo menyumbang inflasi Februari.
Ketiga, ekspektasi inflasi ke depan memang terkendali. Inilah yang kemudian, menurut Perry, menjadi alasan inflasi di bulan kedua 2014 akan relatif rendah.
Pada Januari 2014 tercatat inflasi sebesar 1,07%. Inflasi Januari relatif tinggi akibat pengaruh banjir, kenaikan tarif gas elpiji 12 kilogram dan depresiasi rupiah. Hingga akhir tahun, BI menargetkan inflasi akan berada di kiaran 4,5% plus minus satu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News