kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI: Pecahan Rp 5.000 Jadi Primadona Para Penukar Uang Lebaran


Jumat, 22 April 2022 / 16:00 WIB
BI: Pecahan Rp 5.000 Jadi Primadona Para Penukar Uang Lebaran
ILUSTRASI. JAKARTA,19/4-PENUKARAN UANG.. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) pada tahun 2022 kembali membuka layanan penukaran uang untuk keperluan Idul Fitri. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengungkapkan, ada yang menarik pada penukaran uang Lebaran di tahun ini. Menurutnya, ini terkait dengan pecahan rupiah yang diminati oleh masyarakat. 

“Yang menarik, sekarang yang diminati oleh masyarakat adalah pecahan Rp 5.000 dan sedikit pecahan Rp 10.000. Padahal, biasanya pecahan Rp 2.000 maupun Rp 1.000. Mungkin, karena sekarang Rp 1.000 Rp 2.000 tidak nendang,”  ujar Marlison saat ditemui awak media, Jumat (22/4) di komplek Bank Indonesia (BI) Pusat. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,09% ke Rp 14.361 Per Dolar AS Pada Perdagangan Jumat (22/4)

Marlison menyiratkan, perubahan pola pecahan yang ditukarkan oleh masyarakat ini berkaitan dengan tren pemulihan ekonomi yang makin nyata. Apalagi biasanya periode Ramadan dan Idul Fitri, memang konsumsi masyarakat meningkat dan ada peningkatan pertumbuhan ekonomi. 

Marlison mengatakan, perkiraan ini juga mendasari BI yang menambah persediaan uang tunai selama Ramadan dan Lebaran menjadi Rp 202,7 triliun atau naik 31,2% dari tahun 2021. 

Selain perubahan pola pecahan tersebut, BI menambah jumlah persediaan uang tunai ini juga berkaitan dengan antusiasme masyarakat untuk mudik, setelah dua tahun tidak pulang karena kebijakan pemerintah dalam menahan penyebaran kasus Covid-19. 

“Apalagi ini adalah tradisi selama Lebaran. Mereka ada budaya untuk membawakan sesuatu sehingga kebutuhan uang meningkat. Ini kami sudah sediakan,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×