CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

BI: Pasca Pilpres, Rupiah Ke Rp 11.600-Rp 11.800


Senin, 14 Juli 2014 / 07:39 WIB
BI: Pasca Pilpres, Rupiah Ke Rp 11.600-Rp 11.800
ILUSTRASI. Kapan Tokyo Revengers Season 2 Episode 6 Tayang? Berikut Sinopsis dan Jadwal Sub Indo


Reporter: Margareta Engge Kharismawati, Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

AKARTA. Fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi sejak Juni 2014 lalu kini perlahan mulai mereda. Bahkan, setelah pemilihan presiden (pilres) pekan lalu, rupiah sempat kembali menguat ke level Rp 11.500 per dollar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, ke depan, rupiah diperkirakan akan kembali ke level yang sesuai fundamentalnya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan, BI masih terus memantau pergerakan rupiah pasca pilres. Tapi, ia bilang pergerakan rupiah masih sulit diprediksi hingga pengumuman resmi hasil pilpres dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014.

Pada awal pekan lalu atau dua hari menjelang pilpres, berdasarkan data kurs tengah BI rupiah ada di level Rp 11.787 per dollar AS. Rupiah terus menguat dan sempat menyentuh level Rp 11.549 per dollar AS pada Kamis (10/7). Di akhir pekan lalu, rupiah kembali melemah ke level Rp 11.627 per dollar AS.

Pergerakan rupiah memang dipengaruhi berbagai faktor. Perry bilang, selain kondisi fundamental Indonesia yang belum terlalu bagus seperti tingginya defisit transaksi berjalan, pergerakan rupiah akhir-akhir ini juga dipengaruhi oleh sentimen dari kondisi politik di Indonesia menjelang pilpres. Tapi, menurut Perry, kini pergerakan rupiah masih cukup stabil sesuai dengan fundamentalnya. "Kalau masih sejalan dengan fundamentalnya dan sesuai mekanisme pasar, kami biarkan bergerak tanpa intervensi," kata Perry, akhir pekan lalu.

Dengan kondisi fundamental ekonomi yang buruk, maka tidak selayaknya rupiah bergerak terlalu kuat. Pasalnya, defisit transaksi berjalan saat ini salah satunya dipicu oleh tingginya laju impor. Sehingga, untuk mengeremnya, bisa dengan membiarkan rupiah melemah.

Ekonom Standard Chartered Eric Sugandi bilang, dengan kondisi fundamental ekonomi seperti saat ini, level pergerakan rupiah yang ideal ada di kisaran Rp 11.600 per dollar AS - Rp 11.800 per dollar AS. Menurutnya, level rupiah ini cukup untuk mengurangi tekanan pada defisit transaksi berjalan. Sementara itu, penguatan rupiah yang terjadi pekan lalu akibat euforia hasil pilpres hanya akan berlangsung sesaat. Sebab, kata Eric, hasil pilpres ini sudah masuk atau sesuai dengan prediksi pasar. Sehingga, "Hingga tanggal 22 Juli, rupiah mungkin masih fluktuatif namun pergerakannya tidak akan drastis," jelasnya.

Menurut Eric, meski pekan lalu rupiah sempat menguat ke level Rp 11.500 per dollar AS, namun ke depan rupiah akan kembali bergerak menuju fundamentalnya secara perlahan. Hingga akhir kuartal III-2014, Eric memperkirakan rupiah akan bergerak di level Rp 11.700 per dollar AS.

Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina juga bilang, penguatan rupiah pasca pilpres hanya temporer lantaran sudah sesuai dengan hitungan pasar. Ayu memperkirakan, adanya sengketa antara dua pasangan calon presiden atas hasil pilpres berpotensi membuat ketidakpastian makin besar dan bisa menyebabkan rupiah kembali berfluktuasi.

Saat ini, kata Ayu,  BI masih mentolelir pelemahan rupiah untuk mendukung penyesuaian defisit transaksi berjalan. "Perkiraan kami rupiah akan ada di Rp 11.600 per dollar AS sampai akhir tahun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×