Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku saat ini nilai tukar rupiah tengah menghadapi tekanan yang tinggi. Hal ini sehubungan dengan ketidakpastian yang terjadi di global.
Namun, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti meyakini badai pasti berlalu. Ya, ia optimistis tekanan pada nilai tukar rupiah ke depan bakal mereda.
“Pada tahun 2023, tekanan nilai tukar rupiah akan lebih reda dan didukung fundamental perekonomian Indonesia juga defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang relatif kecil di 2022,” tutur Destry dalam rapat kerja bersama dengan wakil rakyat, Senin (28/6) di komplek parlemen.
Baca Juga: BI Ingatkan Stagflasi Global Membayangi Prospek Ekonomi Indonesia
Selain itu, pergerakan nilai tukar rupiah juga dijaga oleh ketersediaan cadangan devisa yang masih mumpuni dan bauran kebijakan yang akan diberikan BI untuk memperkuat pergerakan mata uang Garuda sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamentalnya.
Dengan kondisi tersebut, Destry, pemerintah, dan Badan Anggaran DPR RI pun menyepakati pergerakan nilai tukar rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 bergerak di kisaran Rp 14.300 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS.
“Dengan upaya yang kami lakukan dalam menjaga stabilitas rupiah, kami harapakan bisa mendukung upaya dalam pengendalian inflasi dan stabilitas ekonomi makro,” tandas Destry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News