Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, posisi AFLN tercatat sebesar US$ 362,6 miliar atau turun 2,9% qtq dari kuartal IV-2019 yang sebesar US$ 373,4 miliar. Penurunan AFLN dipengaruhi oleh transaksi aset dalam bentuk cadangan devisa.
Selain itu, penurunan AFLN juga disebabkan oleh revaluasi akibat penguatan dollar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia serta penurunan rata-rata indeks saham di sebagian negara penempatan investasi residen.
Untuk selanjutnya, BI optimistis kalau kinerja PII Indonesia akan makin baik sejalan dengan stabilitas perekonomian yang terjaga dan pemulihan ekonomi Indonesia yang akan terus berlanjut pasca Covid-19. Ini juga didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan bank sentral, fiskal, serta reformasi struktural.
"Untuk itu, Bank Indonesia akan tetap mewaspadai resiko net kewajiban PII terhadap perekonomian," pungkas Onny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News