kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI minta genjot ekspor industri padat karya untuk menjaga pasokan valas dan kurs


Senin, 07 Mei 2018 / 19:24 WIB
BI minta genjot ekspor industri padat karya untuk menjaga pasokan valas dan kurs
ILUSTRASI. Uang Dollar di Tempat Penukaran Uang


Reporter: Herlina KD | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Bank Indonesia meminta semua pihak untuk ikut serta mendorong ekspor, utamanya dari industri padat karya. Langkah ini penting dilakukan demi menjaga stabilitas kurs yang sangat tergantung pada pasokan dan permintaan valuta asing (valas).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, untuk menjaga stabilitas rupiah maka dibutuhkan peningkatan suplai valas. Nah, "Suplai valas itu datangnya dari sektor riil, utamanya dari industri berbasis ekspor, lalu dari pariwisata dan remitansi TKI dari luar negeri," jelasnya dalam Seminar Nasional Pengembangan dan Pembiayaan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor, Senin (7/4).

Menurutnya, peran aktif sektor riil penting dalam mendorong pasokan valas dan menjaga stabilitas rupiah. Karenanya, pengembangan dan pembiayaan industri padat karya sangat dibutuhkan guna memperkuat ekonomi Indonesia.

Mirza menggambarkan, pada tahun 1980-an, sektor manufaktur Indonesia menopang sekitar 28%-29% dari ekonomi Indonesia. Nah, saat ini sektor manufaktur hanya berkontribusi sekitar 20% terhadap ekonomi dalam negeri.

Artinya, "Potensi kita untuk meningkatkan manufaktur yang berorientasi ekspor itu masih sangat besar," imbuhnya.

Seperti halnya Vietnam dan Thailand yang bisa mengubah struktur industrinya dari yang 20 tahun lalu defisit ekspor impor barang dan jasa, maka Mirza meyakini Indonesia juga seharusnya bisa meningkatkan ekspor. "Tinggal bagaimana kita berkomitmen untuk membuat kebijakan yang bagus supaya ekspor bisa berkembang dengan baik dan bagaimana sinergi pemerintah pusat dan daerah," ujar Mirza.

Menurutnya, masing-masing pemerintah provinsi harus mendukung dan mempunyai tujuan yang sama dalam meningkatkan ekspor.

Wakil Ketua Pokja III Satgas Percepatan Reformasi Struktural Raden Pardede menambahkan, inisiatif daerah sangat dibutuhkan untuk mendorong peningkatan ekspor. "Pemda harus berinovasi dengan segala kebijakannya, dan yang pertama mereka harus memudahkan semuanya agar daerah tersebut menjadi daerah yang menarik didatangi investor maupun eksportir," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×