Reporter: Herlina KD | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Membaiknya kondisi global yang ditandai dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi direspons dengan kenaikan suku bunga oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS). Bahkan ke depan, suku bunga Amerika Serikat diperkirakan masih berpeluang naik lagi. Kondisi ini tentu bakal berimbas ke Indonesia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, idealnya suku bunga acuan ada sedikit di atas inflasi.
Menurut Mirza, kalau melihat inflasi AS yang normal sekitar 2%, maka kemungkinan suku bunga AS mungkin menuju 2%+1% atau sekitar 3%.
"Jadi kalau sekarang suku bunga AS masih 1,75% maka ke depan masih ada peluang untuk menaikkan suku bunga lagi 1,25% hingga tahun 2019," jelasnya dalam Seminar Pengembangan dan Pembiayaan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor Senin (7/5).
Dia menambahkan, kenaikan suku bunga ini juga dilakukan oleh beberapa negara lain. Seperti Inggris yang sudah menaikkan suku bunga pada tahun lalu. Bahkan, Mirza memperkirakan Inggris akan kembali menaikkan suku bunganya sekali lagi pada tahun ini.
Begitu juga dengan Kanada dan Meksiko yang juga sudah menaikkan suku bunga.
Nah, menurut Mirza, tahun ini kemungkinan beberapa negara lain seperti Filipina, Malaysia, Korea dan Selandia Baru juga akan kembali menaikkan suku bunga acuannya.
Sementara Indonesia, hingga kini BI belum menaikkan suku bunga acuannya lantaran BI masih mampu menjaga inflasi di kisaran target.
Meski begitu, sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bilang, BI membuka peluang untuk menaikkan suku bunga acuan jika rupiah terus melemah dan mengganggu tercapainya sasaran inflasi.
Saat ini suku bunga acuan BI (BI 7 day reverse repo) ada di level 4,25%.
Sementara itu, pengamat ekonomi Raden Pardede bilang, kenaikan suku bunga acuan BI akan tergantung seberapa cepat kenaikan suku bunga AS. Sebab, "Selama kita butuh foreign inflow, tidak bisa dipungkiri Indonesia akan terdampak dari kebijakan global," ujarnya.
Artinya, kata Raden, kenaikan suku bunga acuan BI adalah keniscayaan. "Arah kita adalah wait and see, tapi saya pikir BI sudah mengerti apa yang harus dilakukan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News