Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral di beberapa negara di dunia sudah akan melakukan uji coba mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC).
Nah, beberapa waktu terakhir, santer terdengar kabar bahwa Bank Indonesia (BI) juga sedang menyusun CBDC. Meski begitu, sepertinya BI belum akan menyusul bank-bank sentral lain untuk melakukan uji coba CBDC.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyiratkan, Indonesia belum akan melakukan pengujian CBDC dalam waktu dekat, dengan menimbang kondisi dalam negeri.
“Indonesia ini tidak seaktif negara-negara lain. Karena, memang konteks kebutuhannya sangat berbeda,” ujar Erwin, Senin (13/9) secara daring.
Baca Juga: Dapat izin dari OJK, Bank Neo Commerce (BBYB) bisa membuka rekening online
Erwin menjelaskan, kebutuhan yang dimaksud terkait dengan preferensi penggunaan uang digital yang lebih besar bila dibandingkan dengan preferensi penggunaan uang kartal.
Ia mengambil contoh, beberapa negara di Eropa memang sudah terlihat preferensi ke uang kartal sangat rendah. Sehingga, akan memungkinkan bila mereka mengakselerasi implementasi CBDC.
Pun dengan China, penggunaan uang digital sangat cepat. Bahkan, digitalisasi mata uang ini juga mendesak bank sentral China atau People’s Bank of China (PBoC) harus cepat mengontrol.
Meski begitu, Erwin mengatakan bahwa dalam jangka panjang Indonesia harus mengikuti tren ini. Bahkan, menurutnya sampai saat ini Indonesia aktif melakukan riset dan tak menutup kemungkinan join dengan beberapa bank sentral maupun lembaga internasional.
“Indonesia sedang menuju pada uji coba itu. Kemungkinan join dengan bank-bank sentral, atau menggunakan lembaga internasional seperti IMF, World Bank, dan ADB bahkan tertarik juga dengan eksperimen tadi. Namun, sekali lagi konteks kepentingan satu negara dan lainnya berbeda,” tandas Erwin.
Selanjutnya: BI: Belum ada urgensi terbitkan rupiah digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News