kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Menggelar RDG hari ini, Indikator Moneter Rupiah, CDS dan Yield SBN Memerah


Rabu, 19 Oktober 2022 / 07:00 WIB
BI Menggelar RDG hari ini, Indikator Moneter Rupiah, CDS dan Yield SBN Memerah
ILUSTRASI.


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan menggelar rapat dewan gubernur (RDG) BI bulan Oktober 2022 untuk menentukan arah kebijakan moneter.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) berlangsung pada Rabu 19 Oktober ini dan dan Kamis 20 Oktober 2022 besok untuk menentukan arah kebijakan moneter di tengah ketidakpastian dan risiko resesi global.

Menjelang RDG BI Oktober ini, BI telah mencermati perkembangan pemulihan ekonomi Indonesia yang sedang berlangsung.

Bank Indonesia juga menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik. 

Selain itu Junanto Herdiawan, Direktur Departemen Komunikasi BI pada pernyataan tertulis yang dipublikasikan (14/10) menyebut BI juga terus memperhatikan indikator nilai tukar rupiah dan inflasi:

Baca Juga: Intip Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri Hari Ini, Selasa 18 Oktober 2022

Menurut catatan BI perkembangan kurs rupiah sepanjang 10 – 14 Oktober 2022  sebagai berikut.

Pada akhir hari Kamis, 13 Oktober 2022 kurs rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.360 per dolar AS.

Sementara berdasarkan kurs dollar di BI pada Senin (17/10), angka jual di Rp 15.466,95 dan beli Rp 15.313,05 sehingga kurs tengah 15390

Sedangkan berdasarkan kurs dollar di BI pada Selasa (18/10), angka kurs jual Rp 15.557,40 dan kurs beli 15.402,60 sehingga kurs tengah dollar AS sebesar Rp 15.480/US$

Sementara imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) jangka waktu 10 tahun naik ke 7,33%.

Baca Juga: Rupiah Menguat dari Posisi Paling Lemah Sejak April 2020

Adapun catatan indeks dollar (DXY) melemah ke level 112,36 pada 14 Oktober, dan mengalami penurunan pada Selasa (18/10) sebesar 112.23

Sedangkan imbal hasil atau yield surat utang Amerika Serikat atau US Treasury Note berjangka waktu 10 tahun naik ke level 3,944%.

Pada pagi hari Jumat, 14 Oktober 2022 kurs rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.355 per dolar AS.

Adapun imbal hasil atau yield surat berharga negara (SBN) jangka waktu 10 tahun naik ke level 7,36%.

BI juga mencatat aliran Modal Asing (Minggu II Oktober 2022).

Sementara, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 160,24 bps per 13 Oktober 2022 dari 154,43 bps per 7 Oktober 2022.

Premi CDS ini terus meningkat pada hari ini Selasa 18 Oktober sebesar 161,86 bps.

Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Bank Indonesia Saat Rupiah Terus Melemah

BI mencatat berdasarkan data transaksi 10 – 13 Oktober 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 4,22 triliun, terdiri dari jual neto Rp 3,43 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 790 miliar di pasar saham.

Adapun catatan selama tahun 2022, berdasarkan data settelment sampai dengan 13 Oktober 2022, nonresiden jual neto Rp170 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp71,85 triliun di pasar saham.

Aksi jual investor asing di bursa saham juga berlanjut pada Senin (17/10) yang mencapai Rp 2,4 triliun.

BI juga menyampaikan perkembangan inflasi hingga pekan kedua Oktober 2022.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Oktober 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu kedua Oktober 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,05% (mtm).  

Komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu bensin sebesar 0,05% (mtm).

Baca Juga: Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini Selasa 18 Oktober 2022, Intip Sebelum Tukar Valas

Sementara tarif angkutan dalam kota sebesar 0,04% (mtm), serta angkutan antar kota, rokok kretek filter, tahu mentah, tempe, dan beras masing-masing sebesar 0,01% (mtm). 

Selain itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu kedua Oktober 2022 yaitu telur ayam ras sebesar -0,09% (mtm), cabai merah sebesar -0,08% (mtm), 

Harga daging ayam ras sebesar -0,03% (mtm), cabai rawit sebesar -0,02% (mtm), serta tomat dan minyak goreng masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×