kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI mencatat transaksi produk lokal di e-commerce hanya 6%-7% saja


Minggu, 20 Oktober 2019 / 20:25 WIB
BI mencatat transaksi produk lokal di e-commerce hanya 6%-7% saja
ILUSTRASI. Ilustrasi belanja online. KONTAN/Muradi/2017/12/05


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saat ini Bank Indonesia (BI) sudah bisa mengawasi transaksi di e-commerce. BI melakukan pengawasan lewat machine to machine (M2M), sehingga bisa tahu pergerakan e-commerce dari dalam.

"Tanpa mereka menyampaikan apa-apa kita tahu pergerakan mereka dari detik ke detik. Kita sudah bisa merogoh mereka dari dapur," ujar Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Ida Nuryanti kepada Kontan.co.id, Rabu (16/10).

Baca Juga: BI sebut banyak produk impor masuk lewat e-commerce, begini respons Tokopedia

Hanya saja, dari transaksi tersebut, BI mendapat pola baru yang berkembang di dalam negeri, yaitu masuknya produk luar negeri ke Indonesia, terutama dari China.

Menurut Ida, dalam transaksi di e-commerce tersebut hanya ada 6% - 7% transaksi produk lokal. Selebihnya adalah transaksi produk dari luar tersebut. Itu yang akhirnya menjadi tantangan tersendiri bagi negeri, terutama bagi produk dalam negeri.

Selain itu, perhitungan transaksi e-commerce pun diakui Ida sudah dimasukkan dalam perhitungan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi.

Dari pemantauan transaksi tersebut, BI bisa melihat daerah mana yang paling banyak melakukan konsumsi lewat e-commerce. Namun, menurut Ida, konsumsi yang dilakukan dalam e-commerce hanya terbatas di barang-barang tersier, seperti fashion dan elektronik.

Baca Juga: Intip potensi pajak e-commerce, Ditjen Pajak kerjasama dengan BI

"Jadi bukan basic consumption. Konsumsi juga sudah bergeser karena kondisi perekonomian," tambah Ida.

Sebagai tambahan informasi, hingga saat ini sudah ada 5 e-commerce besar yang sudah diawasi, antara lain Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka. Menurut BI, 5 e-commerce tersebut sudah bisa mewakili 80% e-commerce yang ada di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×