kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.782   14,00   0,09%
  • IDX 7.495   15,66   0,21%
  • KOMPAS100 1.160   5,20   0,45%
  • LQ45 920   6,64   0,73%
  • ISSI 226   -0,42   -0,18%
  • IDX30 475   4,07   0,87%
  • IDXHIDIV20 573   5,09   0,90%
  • IDX80 133   0,84   0,63%
  • IDXV30 140   1,19   0,85%
  • IDXQ30 158   1,00   0,64%

BI: Mata Uang Digital Bisa Tingkatkan Pertumbuhan Pasar Modal


Selasa, 12 Juli 2022 / 11:17 WIB
BI: Mata Uang Digital Bisa Tingkatkan Pertumbuhan Pasar Modal
ILUSTRASI. BI melihat pentingnya mata uang digital untuk diterapkan di pasar keuangan dalam negeri


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) menjadi salah satu topik penting dalam rangkaian agenda 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD) G20.

Asal tahu saja, acara tersebut akan berlangsung di Nusa Dua Bali pada 11-17 Juli 2022.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono mengatakan, dalam implementasinya CBDC bisa meningkatkan pertumbuhan pasar modal dalam negeri, dengan memfasilitasi akses pembayaran dan inklusi keuangan.

Selain itu, mata uang digital juga dianggap bisa membantu membuka peluang bisnis dan transmisi kebijakan. Sehingga menjadi peluang positif bagi sistem keuangan Indonesia ketika nantinya menerapkan CBDC.

Lebih lanjut Doni bilang, mayoritas bank sentral dunia telah mulai melakukan tahapan riset dan percobaan sesuai dengan karakteristik negaranya masing-masing. Selain itu, dukungan dan masukan industri juga merupakan masukan penting bagi bank sentral dalam merencanakan desain CBDC.

Baca Juga: Jika Bertandang ke 4 Negara ASEAN Ini, Tak Perlu Lagi Tukar Uang

“Berbagai bank sentral berhati-hati dan terus mempelajari kemungkinan dampak dari CBDC tersebut, termasuk Indonesia,” kata Doni dalam agenda Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery - Digital Currency, Kamis (12/7).

Doni menyebut, setidaknya terdapat tiga prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam mendesain CBDC. Pertama, tidak mengganggu stabilitas moneter dan keuangan, baik dari sisi domestik maupun lintas batas.

Kedua, desain CBDC harus terintegrasi, saling berhubungan, Interoperabilitas dan dapat dioperasikan dengan sistem legacy (warisan), termasuk sistem non pembayaran Financial Market Infrastructures (FMI) sistem pembayaran.

Baca Juga: Cross Border Payment Jadi Agenda Pembicaraan FMCBG Meeting G20 di Bali

Ketiga, pentingnya teknologi yang digunakan pada tahap eksperimen untuk memahami bagaimana CBDC dapat diimplementasikan (DLT-Blockchain dan non-DLT).

Lebih lanjut, Dodi mengatakan, dalam implementasinya CBDC  harus mendukung pemenuhan mandat bank sentral dan membawa manfaat, baik bagi Indonesia maupun bagi negara-negara G20 yang turut hadir dalam pertemuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×