kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Cross Border Payment Jadi Agenda Pembicaraan FMCBG Meeting G20 di Bali


Kamis, 07 Juli 2022 / 17:23 WIB
Cross Border Payment Jadi Agenda Pembicaraan FMCBG Meeting G20 di Bali
ILUSTRASI. Sistem pembayaran lintas batas (cross border payment) menjadi salah satu topik penting pada forum Presidensi G20.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sistem pembayaran lintas batas (cross border payment) menjadi salah satu topik penting pada forum Presidensi G20. Pembahasan cross border payment  juga akan dibahas lebih lanjut pada pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting G20 ketiga di Nusa Dua, Bali, yang akan digelar pekan depan, atau 11-17 Juli 2022 dengan format hibrid.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengatakan, akan ada lima negara besar di Kawasan Asean yang akan membahas lebih lanjut terkait rencana cross border payment. Yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Philipina dan Singapura.

Menurutnya, rencana cross border payment ini sudah dibahas dalam pertemuan G20 sebelumnya. Pada pertemuan pekan depan, akan dibahas lebih jauh terkait manfaat dan bagaimana implementasi ke depannya terkait rencana tersebut.

“Kita tahu rencana ini harus menjawab tantangan kebutuhan masyarakat. Masyarakat perlu transfer yang sangat instan. Kalau kita bisa kirim data atau foto dengan cepat, kenapa transfer lambat,” tutur Fili sapaan akrab Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers, Kamis (7/7).

Baca Juga: G20 Bersama-sama Membangun Sistem Pembayaran Digital Lintas Negara

Fili menambahkan, dalam proses implementasinya BI harus mempunyai modal utama yakni fast payment. Jika tidak mempunyai fast payment maka tidak bisa melakukan cross border payment bersama-sama.

Indonesia saat ini sudah memiliki sudah memiliki kerja sama pembayaran lintas negara dengan Thailand dan Malaysia. BI berharap kerjasama tersebut bisa diperluas tak hanya sebatas kerja sama bilateral melainkan multilateral di lima negara Asean sekaligus.

“Lima negara ini nantinya akan mendorong terciptanya payment connectivity di Asean. Nanti pembayarannya bisa melalui QRIS dan fast payment,” jelas Fili.

Kelak, skema pembayarannya akan dilakukan dengan mata uang masing-masing dan tidak perlu ada dua kurs dalam proses transaksinya.

Fili berharap, pada pertemuan G20 November mendatang, negara anggota G20 bisa menyepakati perjanjian  cross border payment. Namun, untuk saat ini masih dimulai dengan lima negara di Asean terlebih dahulu.

Kata Fili, jika semua sistem pembayaran bisa terhubung, akan memberi manfaat banyak kepada masyarakat. Utamanya untuk para turis sehingga mereka bisa membahwa uang lebih banyak dan pembayarannya lebih efisien.

Baca Juga: Indonesia Dorong Anggota G20 Sampaikan Komitmen Net Zero Emission

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×