Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan, secara umum, inflasi volatile food pada akhir Juni 2014 masih terkendali. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Zulverdi mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir, nyaris tidak ada perubahan yang berarti dari komoditas penyumbang inflasi selama periode lebaran.
Pada pola inflasi selama Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, komoditas yang sama masih mendominasi, namun hanya bergeser posisinya. Komoditi pangan yang sering mendorong inflasi selama periode puasa ramadan dan idul fitri adalah aneka daging, aneka bumbu dan juga beras.
"Perkembangan harga komoditas tersebut saat ini menunjukkan peningkatan, meski masih moderat," ujar Doddy di Gedung BI, Jakarta, Rabu (25/6).
Harga cabai dapat menjadi indikator di tengah masyarakat terkait kenaikan harga bahan pangan menjelang ramadan dan lebaran. Harga berbagai jenis cabai yang dinilai merupakan komponen pendorong inflasi, saat ini masih berada di bawah harga referensi pemerintah.
Menurut Doddy, berdasarkan pemantauan bank sentral, harga cabai merah keriting Rp 17.700 per kilogram (kg), harga cabai merah biasa Rp 18.500/ kg dan harga cabai rawit Rp 25.000/ kg. Sejauh ini, harga tersebut masih di bawah harga referensi pemerintah, di mana harga referensi untuk cabai merah adalah sebesar Rp 26.000/ kg dan Rp 28.000/ kg untuk cabai rawit.
"Ada beberapa komoditas yang harganya justru cenderung mengalami penurunan seperti harga cabai karena panen di berbagai daerah masih terjadi. Tapi saat ini harga cabai selalu menjadi perhatian terkait inflasi menjelang lebaran," jelasnya.
Sementara itu, harga beras yang pada Februari-Maret sempat mencatat harga yang cukup tinggi, seperti harga beras IR-III di PIBC yang mencapai Rp 8.300/ kg. Namun saat ini cenderung mengalami penurunan menjadi sebesar Rp 7.200/ kg.
Begitupun harga bawang merah secara rata-rata nasional mengalami peningkatan, menjadi Rp 22.000/ kg. Namun menurut Doddy, level harga ini masih di bawah harga referensi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 26.700/ kg.
Lalu untuk harga daging ayam yang secara nasional mencatatkan kenaikan, pada pekan III-Juni mencapai Rp 30.700/ kg. Namun menurut Doddy, kenaikan ini tidak setinggi pada pekan-pekan sebelumnya dan masih berada di bawah level harga ayam tahun lalu yang sempat mencapai Rp 35.000/ kg.
Untuk daging sapi, sejauh ini harganya sudah mulai menurun meski cukup lambat penurunannya, yaitu sekitar Rp 97.500/ kg secara nasional. Harga ini sudah menurun dibanding harga daging sapi pada Februari lalu yang mencapai Rp 100.000/ kg.
"Kelompok volatile food atau barang bergerak biasanya memang meningkat menjelang lebaran. Tapi sejauh ini harganya masih terkendali," ucapnya.
Sejauh ini, lanjut Doddy, peran signifikan BI dalam menjaga tingkat inflasi inti dinilai telah mampu mengendalikan laju inflasi. Pada Mei 2014, inflasi inti secara bulanan month-to-month (mtm) sebesar 0,23% atau mencapai 4,82% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Inflasi IHK secara tahunan pada Juni 2014 diperkirakan bakal sebesar 6,6% atau lebih rendah dari inflasi di bulan sebelumnya yang masih sebesar 7,32%.
"Saya rasa secara tahunan inflasi terus mengalami penurunan, karena dampak dari kenaikan harga BBM berangsur-angsur menghilang. Kami perkirakan inflasi inti pada tahun ini masih akan ada di kisaran 4%-5% meski sebelumnya ada kenaikan harga pada bahan bakar minyak," kata Doddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News