kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Harga pangan mengancam inflasi


Rabu, 25 Agustus 2010 / 14:18 WIB
BI: Harga pangan mengancam inflasi


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Edy Can

JAKARTA. Bank Indonesia melihat ancaman inflasi banyak berasal dari lonjakan harga komoditas pangan seperti gandum dan beras. Lonjakan harga ini terjadi karena suplai yang seret.

Karena itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi mengatakan, laju inflasi bisa diredam dengan memastikan pasokan bahan pangan. "Kementerian Pertanian harusnya yang lebih memikirkan bagaimana antisipasi hal ini," ujarnya usai mengunjungi jasa kas keliling Bank Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (25/8).

Budi mencontohkan, pemerintah bisa memikirkan jaring pengaman atau tenda untuk menampung stok bawang atau cabe. Dia bilang, para petani cabe saat ini masih banyak yang tidak melengkapi sawahnya dengan jaring pengaman karena masalah ongkos. "Menyediakan itu kan perlu uang, makanya banyak petani yang enggan karena butuh ongkos," kata dia.

Kenaikan harga cabe sebelumnya menyeret laju inflasi pada Juni lalu. Ketika itu, harga cabe merah keriting sempat mencapai Rp 50.000 per kilogram.

Kenaikan harga bahan pangan ini telah membuat inflasi berlari kencang pada Juli lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli mencapai 1,57%. Selama periode Januari- Agustus, BPS memperkirakan inflasi akan mencapai 5,02%. Bank Indonesia sendiri memperkirakan inflasi tahun ini sebesar 5% plus minus 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×