kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI dukung kebijakan subsidi tetap BBM


Sabtu, 13 Desember 2014 / 20:21 WIB
BI dukung kebijakan subsidi tetap BBM
ILUSTRASI. Cara Efektif Menghindari Sugar Crash


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

SURABAYA. Bank Indonesia (BI) mendukung langkah pemerintah yang kini tengah mengaji penerapan subsidi tetap untuk bahan bakar minyak (BBM). Penerapan subsidi tetap dinilai lebih sehat dari sisi fiskal. 

"Yang diperlukan untuk menyikapi fluktuasi harga minyak adalah skim pengelolaan sehat, salah satunya fixed subsidy," ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M. Juhro kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (13/12). 

Solikin menuturkan, penerapan fixed subsidy atau subsidi tetap adalah salah satu alternatif solusi bagi pemerintah di tengah munculnya berbagai pertanyaan mengapa pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada saat harga minyak dunia melorot tajam.

Solikin mengatakan, pihak bank sentral pun tidak menduga sebelumnya, ketika harga minyak dunia yang masih di kisaran 105 dollar AS per barel, mendadak terjun bebas bak roller coaster.

"Siapa yang bisa nyangka, Juni itu masih 105, tiba-tiba anjlok. Waktu menaikkan harga BBM itu, asumsi yang dipakai masih 105 dollar AS per barel. Kalau ini (harga BBM bersubsidi) diturunkan lagi, kemudian harga minyak dunia naik lagi, apa tidak mengganggu fiskal? Makanya alternatifnya fixed subsidy," jelas Solikin.

Jika subsidi tetap ini diterapkan, konsekuensinya, harga BBM bersubsidi juga akan fluktuatif mengikuti naik-turunnya harga minyak dunia. "Selain fixed subsidy, cara kedua adalah dengan hedging atau lindung nilai," imbuh dia. 

Dengan hedging, maka harga beli minyak dalam kontrak juga lebih bisa dijaga, di tengah apresiasi dollar AS yang kuat.

Hingga akhir pekan ini, harga minyak terus merosot. Patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, telah kehilangan 99 sen dari Rabu menjadi 59,95 dollar AS per barel. Di London, minyak mentah Brent untuk Januari mengikuti pola yang sama, berakhir turun 56 sen menjadi 63,68 dollar AS per barel. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×