kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI ajak G20 tingkatkan kerja sama dan bauran kebijakan internasional


Senin, 24 Februari 2020 / 11:36 WIB
BI ajak G20 tingkatkan kerja sama dan bauran kebijakan internasional
ILUSTRASI. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko.Dok.pribadi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI)  mengajak negara-negara G20 untuk terus mempererat kerja sama internasional dan mengimplementasikan bauran kebijakan guna memperkuat pemulihan dan mendorong pertumbuhan ekonomi global.  Terutama di tengah munculnya berbagai tekanan ekonomi global, di antaranya Covid-19 ( Corona Viruse Disease 2019 ). 

Dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 yang dihadiri oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pada 22-23 Februari 2020 lalu di Riyadh, Arab Saudi, negara-negara G20 juga sepakat memperkuat pemantauan terhadap risiko global, khususnya yang berasal dari Covid-19, serta sepakat untuk mengimplementasikan respon bauran kebijakan yang efektif, baik dari sisi moneter, fiskal, maupun struktural.

Baca Juga: Jemput Bola ke Nasabah, BRI Bekali Tenaga Pemasar dengan Fitur Cash Pick Up

"Di tengah prospek pertumbuhan ekonomi global yang meningkat moderat, potensi risiko masih relatif tinggi, termasuk ketegangan geopolitik, tensi perdagangan, dan ketidakpastian kebijakan,” terang Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resmi, Senin (24/2). 

Pertemuan G20 tahun ini juga membahas tentang  pesatnya perkembangan teknologi yang telah mengubah tatanan perekonomian global menuju ekonomi dan keuangan digital. Namun, akses dan partisipasi  masyarakat, khususnya kelompok muda, perempuan, dan UMKM, dinilai belum optimal dan perlu ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. 

Di samping itu, pembukaan akses terhadap sumber pendanaan melalui pengembangan pasar modal domestik dan penguatan pengaturan dan pengawasan sektor keuangan di era ekonomi digital juga menjadi agenda Presidensi G20 Arab Saudi.

"Gubernur BI mendukung agenda Presidensi G20 Arab Saudi terkait pengembangan pasar modal domestik itu dan menggarisbawahi pentingnya resiliensi perekonomian sebagai fondasi pengembangan pasar modal domestik. Juga pentingnya peningkatan basis investor domestik, memitigasi volatilitas aliran modal, dan menjaga integritas pasar modal untuk mencegah  fraud  dan menjaga kredibilitas,” sambung Onny. 

Baca Juga: Bakal terbitkan IGBF Basket Prices, BEI tunggu persetujuan Kemenkumham

Di sektor keuangan,  G20 menyambut baik rencana  Financial Stability Board  (FSB),  Committee on Payments  and  Market Infrastructure , dan  Standard Setting Bodies  (SSBs) lainnya dalam menyusun peta jalan (roadmap) penguatan sistem pembayaran lintas negara (cross border payments) dan mempersiapkan transisi suku bunga acuan dari  London Interbank Offered Rate  (LIBOR) yang akan dihentikan penggunaannya pada tahun 2021. 

BI sendiri telah meluncurkan  visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang menjadikan  cross border payments  sebagai salah satu elemen penting, termasuk mendukung partisipasi  fintech  dan  digital payment services  dalam mendorong  cross border payments  yang lebih efisien, aman dan murah.

“ Bi juga telah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk mempersiapkan transisi LIBOR oleh perbankan di Indonesia, dan menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam proses transisi tersebut,” tutur Onny. 

Adapun,  G20 di bawah Presidensi G20 Arab Saudi akan menyusun pedoman untuk meningkatkan inklusi keuangan secara digital kepada kelompok muda, perempuan, dan UMKM. Selain itu, pembahasan isu-isu penting lainnya di sektor keuangan masih berlanjut seperti pengaturan/pengawasan terkait  global stablecoin  (GSC), mengatasi fragmentasi pasar keuangan, meningkatkan ketahanan siber ( cyber resilience ), evaluasi dampak dari implementasi agenda reformasi di sektor keuangan, termasuk terhadap kondisi  Too Big To Fail  (TBTF).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×