kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bertambah Jadi 245 Kasus, Kenali Gejala Penyakit Gangguan Ginjal Akut pada Anak


Selasa, 25 Oktober 2022 / 09:24 WIB
Bertambah Jadi 245 Kasus, Kenali Gejala Penyakit Gangguan Ginjal Akut pada Anak
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga saat ini kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau acute kidney injuries (AKI) pada anak di tanah air mencapai 245 kasus.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus penyakit gangguan ginjal akut pada anak kini semakin menyedot perhatian masyarakat. Apalagi, jumlah kasusnya semakin bertambah setiap hari. 

Melansir laman setkab.go.id, hingga saat ini kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau acute kidney injuries (AKI) pada anak di tanah air mencapai 245 kasus yang terjadi di 26 provinsi. 

Dari angka tersebut, 80% kasus terjadi di delapan provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara.

“Fatality rate atau yang meninggal persentasenya dari jumlah kasus 245 ini cukup tinggi, yaitu 141 atau 57,6 persen,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Berdasarkan analisa toksikologi pasien, penyelidikan terhadap obat-obatan yang dikonsumsi pasien, serta referensi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Budi menyampaikan, sangat besar kemungkinan pasien yang menderita AKI terpapar senyawa kimia berbahaya dari obat sirop yang diminum. 

Sebelumnya, WHO pada tanggal 5 Oktober telah mengeluarkan peringatan atas 4 obat sirop dengan kandungan etilen glikol di Gambia, yang dicurigai berkaitan dengan meninggalnya 66 anak dengan gagal ginjal akut.

Baca Juga: BPOM: Dua Perusahaan Farmasi Miliki Kandungan EG dan DEG Tinggi, Sangat Beracun

“Jadi berdasarkan rilis dari WHO, adanya zat kimia di pasien, bukti biobsi yang menunjukkan kerusakan ginjalnya karena zat kimia ini, dan keempat adanya zat kimia ini di obat-obatan yang ada di rumah pasien, kita menyimpulkan bahwa benar penyebabnya adalah obat-obat kimia yang merupakan cemaran atau impurities dari pelarut ini,” ujarnya.

Berdasarkan temuan tersebut, Kemenkes melakukan langkah konservatif dengan menerbitkan edaran yang meminta apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirop kepada masyarakat. 

Kemenkes juga meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirop, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

“Sejak kita berhentikan, itu sudah kita amati penurunan yang drastis dari pasien baru masuk ke rumah sakit. Jadi kalau tadinya RSCM itu penuh, satu tempat tidur ICU anak itu bisa diisi dua atau tiga, sekarang penambahan barunya sejak kita larang itu turun drastis pasien barunya,” ujar Budi.

Baca Juga: Kemenkes: 156 Obat Sirup Boleh Diresepkan

Kenali gejala gagal ginjal akut pada anak

Kemenkes meminta masyarakat untuk aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut pada anak. Terutama bagi orang tua yanag memiliki anak-anak usia 0-18 tahun.

Menurut Juru Bicara Kemenkes M. Syahril, ada empat gejala utama gagal ginjal akut yang harus diwaspadai orang tua. Gejala tersebut adalah: 

1. Penurunan volume urine yang dikeluarkan
2. Demam selama 14 hari
3. Gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
4. Gejala infeksi saluran cerna.

“Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urin secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” imbau Syahril.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×