Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ada beberapa hal yang akan dibahas dalam annual meeting IMF-World 2018 Oktober nanti.
Bahasan pertama terkait bidang ekonomi dan keuangan digital yang dinamai Bali Fintech Agenda yang akan membahas pengembangan ekonomi digital.
Perry berharap, dalam pertemuan nanti bisa dirumuskan bersama-bersama sehingga bisa dijadikan acuan pengembangan fintech tak hanya juga di Indonesia tapi juga dunia.
"Persiapan-persiapan ini masih terus dilakukan," katanya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jumat (3/8).
Lalu bahasan kedua yakni terkait pembiayaan infrastruktur. Hal ini kita usung sebagai inisiatif dalam menunjukkan kemajuan ekonomi kita," katanya.
Sebab saat ini banyak cara yang dijadikan untuk pembiayaan infrastruktur Seperti blended finance dengan pembiayaan dari swasta. Maka itu, pemerintah Indonesia akan mengusahakan ada beberapa infrastruktur yang bisa diselesaikan dan ditandatangani dalam pertemuan nanti.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan mengatakan, ada beberapa proyek infrastruktur yang ingin ditawarkan dalam acara ini.
"Kami tawarkan mungkin program LRT di Bandung dan LRT Palembang mungkin untuk refinancing, ada juga listrik sampah (PLTS dan solar panel juga banyak sekali yang kita tawarkan dan saat ini sedang kerja keras untuk disiapkan," tambahnya di kesempatan yang sama.
Sebab, pemerintah menginginkan proyek tersebut untuk konkret terlebih dahulu sebelum ditawarkan. Tapi sayangnya untuk total nilai proyek, Luhut belum menghitungnya. "Belum tahu, saya pikir akan sangat banyak," lanjutnya.
Kemudian untuk pembahasan lain-lain kata Perry yakni ada juga nanti terkait syariah ekonomi finance dan women empowerment. "Pokoknya isu-isu di bidang pembangunan akan dilakukan," tambahnya.
Perry juga bilang, seluruh pembahasan tersebut merupakan inisiatif yang dilakukan pemerintah Indonesia di annual meeting nanti. Selain pembahasan isu ekonomi terkini, ia menambahkan, acara ini menjadi sumber dana devisa bagi Indonesia.
"Bahwa kita tujuan wisatanya tak hanya Bali, tapi juga Labuan Bajo, Mandalika, Yogyakarta, Danau Toba karena peserta maupun keluarga yang datang annual meeting tidak hanya meeting tapi juga stay bahkan juga berkunjung ke objek-objek tourism ini. Ini juga bisa menjadi sumber dana devisa," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News