Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Laju inflasi terancam meningkat pada bulan Januari ini. Sebab, dampak fenomena El Nino masih terasa dan musim tanam bergeser, sehingga menganggu ketersediaan pangan di bulan Januari .
Nah, untuk itu salah satu antisipasi yang dilakukan adalah menggelar operasi pasar supaya gejolak harga beras di pasar tidak terlalu tinggi.
DIrektur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti menyatakan, Bulog menyiapkan stok beras sebanyak 150.000 ton untuk operasi pasar tersebut.
Beras sebanyak itu akan disebarkan di seluruh Indonesia di bulan Januari 2016 ini. "Distribusi terbesar akan dilakukan di Jakarta," ujar Djarot, Kamis (14/1) di Jakarta.
Hingga bulan Maret nanti, pemerintah memperkirakan kebutuhan beras yang harus tersedia sebanyak 1,5 juta ton. Jumlah itu dinilainya cukup untuk memenuhi kebutuhan operasi pasar dan kebutuhan untuk beras sejahtera.
Djarot menambahkan, pergeseran musim tanam memang tidak terjadi di semua tempat. Ada beberapa tempat yang tidak terjadi pergeseran, sehingga dampak terhadap persediaan beras tidak terlalu signifikan.
Dengan kondisi tersbeut ditambah operasi pasar, Bulog memperkirakan laju inflasi tidak akan terlalu tinggi.
Saat ini, pemerintah masih menghitung berapa besar kemungkinan inflasi yang akan terjadi. Selain harga beras, ada faktor lainnya yang berpengaruh seperti harga daging, daging ayam, telur, bawang dan cabai.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menambahkan, biasanya inflasi Januari memang tidak terlalu tinggi. Apalagi jika dibandingkan dengan Desember tahun lalu karena tidak bertepatan dengan momentum yang mendorong permintaan, seperti hari raya.
Asal tahu saja, pada Desember 2015, laju inflasi tercatat sebesar 0,96% yang merupakan tertinggi di sepanjang 2015. Adapun laju inflasi sepanjang tahun 2015 sebesar 3,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
