kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bencana hidrometeorologi sering melanda Indonesia di Januari-Mei, apa itu?


Sabtu, 09 Mei 2020 / 07:15 WIB
Bencana hidrometeorologi sering melanda Indonesia di Januari-Mei, apa itu?


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sejak Januari hingga Mei, bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor kerap melanda Indonesia. 

"Kejadian bencana masih didominasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung. Data BNPB per Jumat (8/5/2020) menyebutkan 172 orang meninggal akibat bencana yang terjadi," papar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Jumat (8/5/2020). 

Bencana yang paling dominan yaitu banjir dengan jumlah 457 kasus, puting beliung 359 kasus, tanah longsor 275 kasus, dan gelombang pasang atau abrasi 2 kasus. 

Baca Juga: Banjir keluhan, PLN buka posko layanan informasi tagihan listrik kepada pelanggan

Di samping itu, kategori bencana hidrometeorologi lain yang jumlahnya tinggi yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 119 kasus. Total kejadian bencana berjumlah 1.221 kasus. Selain bencana tersebut, BNPB mencatat juga bencana lain seperti letusan gunung api 3 kasus dan gempa bumi 5 kasus. 

Jumlah kejadian bencana ini di luar bencana nonalam, yaitu pandemi Covid-19. Bencana-bencana tersebut mengakibatkan dampak korban jiwa dan berbagai kerusakan. Korban luka-luka tercatat sebanyak 235 orang dan mengungsi 1,97 juta orang. 

Baca Juga: Waspada, hujan lebat masih bisa terjadi hingga 3 Mei di wilayah ini

"Adapun kerusakan berupa rumah mencapai 17.105 unit, sedangkan infrastruktur lainnya yang rusak seperti fasilitas pendidikan 327 unit, fasilitas peribadatan 394 unit, fasilitas kesehatan 32 unit, fasilitas perkantoran 58 unit, dan jembatan 172 unit," tutur Raditya. 

Raditya menambahkan, bencana banjir merupakan kejadian yang paling banyak memakan korban meninggal dunia dengan jumlah 120 orang. Sedangkan, tanah longsor mengakibatkan 46 orang meninggal dunia. Adapun puting beliung mengakibatkan lima orang meninggal dunia. Raditya mengatakan saat ini sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim kemarau.




TERBARU

[X]
×