Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Bencana gempa dan tsunami belum berpengaruh terhadap realisasi investasi Jepang di tanah air. Pasalnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan, Jepang masih investor ketiga terbesar di Indonesia.
BKPM mencatat realisasi nilai investasi Jepang pada kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 345,2 juta. Investasi tersebut tersebar di 78 proyek. “Efek tsunami, tidak begitu banyak. Apalagi jalan-jalan infrastruktur di Jepang sudah mulai. Kalau pabrik disana tutup, bukan berari pabrik disini juga,” ucap Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM kata Azhar Lubis, Rabu (20/4).
Asal tahu saja, gempa berkekuatan 9,0 skala Ricther menggoyang Negeri Sakura pada 11 Maret lalu. Gempa yang diikuti gelombang tsunami setinggi 10 meter ini menghancurkan kawasan industri Jepang. Sebelumnya, sejumlah pengusaha Jepang menyatakan tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia kendati bencana tersebut terjadi.
Azhar mengatakan investor Jepang Jepang yang telah berkomitmen akan sulit untuk melakukan relokasi investasi karena justru akan menambah biaya ekstra. "Ini kan komitmen mereka. Kalau dihentikan, cost juga. Mereka tetap investasi di sini," singkatnya.
Negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia adalah Singapura. Totalnya mencapai US$ 1.138,7 juta dengan jumlah proyek sebanyak 142 proyek.
Cuma, Azhar bilang investor tersebut belum tentu berasal dari Negeri Merlion tersebut. Pasalnya, banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang mendirikan anak usaha di Singapura. "Anak perusahaan itu yang berinvestasi di Indonesia sehingga kami golongkan investasi asal Singapura,” terangnya.
Di posisi kedua, ada investor asal Amerika Serikat. Nilai investasi dari Negeri Uwak Sam ini mencapai US$ 359,1 juta dengan 24 proyek.
Sementara urutan keempat, investasi berasal dari British Virgin Island yang mencapai US$ 198,3 juta (30 proyek), dan kelima Inggris senilai US$ 163 juta (36 proyek).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News