kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah Beban Utang Indonesia Sudah Mencapai Rp 1.000 T Seperti Disebut Jusuf Kalla?


Senin, 05 Juni 2023 / 21:18 WIB
Benarkah Beban Utang Indonesia Sudah Mencapai Rp 1.000 T Seperti Disebut Jusuf Kalla?
ILUSTRASI. Tumpukan uang dolar AS berada di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Rabu (16/11/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: kompas.com | Editor: Syamsul Azhar

Polemik beban utang pemerintah, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut mencapai lebih dari Rp 1000 triliun - Lonjakan jumlah utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali jadi topik panas jelang tahun pemilu 2024. 

Kali ini, perdebatan soal utang pemerintah disuarakan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Hal itu disampaikan JK saat acara Milad PKS ke-21 di Istora Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. 

Dari informasi yang didapatkannya, JK bilang, utang pemerintah saat ini sudah melojak tajam. Bahkan, untuk membayar utang pokok dan bunga dalam setahun, sudah menembus Rp 1.000 triliun. 

Besarnya utang ini dinilai bisa membebani pemerintahan mendatang. "Ekonomi ada masalah dalam negeri dan luar negeri, tadi saya bicarakan utang, Mas AHY tadi mengatakan utang besar, ya, betul," ucap JK mengawali orasinya. 

"Setahun bayar bunga dan utang lebih Rp 1.000 triliun. Terbesar dalam sejarah Indonesia sejak merdeka," katanya lagi. 

Menurut JK, tingginya utang pemerintah bisa jadi bom waktu karena akan jadi beban di pemerintahan berikutnya. Ini karena beban utang dan bunga akan membuat ruang fiskal APBN semakin menyempit. 

"Apa bilang ini berlangsung terus akan berlangsung masalah besar. Kita tidak mau itu, sebelum itu terjadi, maka kita harus berkeadilan dalam ekonomi, berkeadilan dalam politik, kita harus berusaha," terang penguasaha asal Sulawesi Selatan ini. 

Benarkah pemerintah bayar utang Rp 1.000 triliun setahun? 

Data utang pemerintah Utang pemerintah memang terus mengalami lonjakan dari tahun ke tahun di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Per Mei 2023, utang pemerintah memang sudah menembus Rp 7.849,8 triliun. Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tercatat sebesar 38,15 persen. 

Secara nominal dan rasio, posisi utang Indonesia menurun dibandingkan 31 Maret 2023, di mana rasio utang tercatat 39,17 persen atau Rp 7.879 triliun.

Rasio utang juga menurun dibandingkan April 2022. Saat itu, rasio utang sebesar 39,09 persen dari PDB meski nominal utang bertambah dari posisi Rp 7.040,32 triliun pada tahun lalu. 

Sesuai Undang-undang Keuangan Negara, rasio utang terhadap PDB yang harus dijaga dan tidak boleh melebihi batas, yakni tidak boleh lebih dari 60 persen. 

Atas dasar itu pula, Menteri Keuangan selalu berargumen kalau utang pemerintah masih dalam batas yang aman dan terkendali. 

Apabila dirunut ke belakang, di akhir tahun 2014 atau masa peralihan dari pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuju pemerintahan Presiden Jokowi, jumlah utang pemerintah tercatat yakni sebesar Rp 2.608.78 triliun dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 24,7 persen. 

Utang pemerintah di era Presiden Jokowi memang terus mengalami kenaikan, baik di periode pertama maupun periode kedua pemerintahannya. Artinya lonjakan utang memang sudah terjadi jauh sebelum pandemi Covid-19. 

Sementara apabila merujuk berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) BPK, pembayaran cicilan utang pemerintah memang tak sampai Rp 1.000 triliun dalam setahun sebagaimana yang dituduhkan JK. 

Meskipun demikian, data terbaru atau merujuk pada total pembayaran utang pokok plus bunga selama 2021, nilainya sudah mencapai Rp 902,37 triliun. 

Bukan tidak mungkin pembayaran cicilan plus bunga dari utang pemerintah bisa menembus Rp 1.000 triliun jika pemerintah tidak mengerem penarikan utang baru. 

Sebagai contoh, pada setahun sebelumnya atau pada 2020, total pembayaran cicilan utang pemerintah plus bunganya adalah sebesar Rp 770,57 triliun, kemudian di tahun 2021 total pembayaran utang sudah tembus Rp 902,37 triliun.  

Data dari LKPP BPK ini pula yang dipakai Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo dalam akun Twitternya untuk mengklarifikasi pidato JK. 

Disebutkan dalam laporan LKPP BPK tersebut, rincian pembayaran utang pemerintah itu berupa cicilan pokok dalam negeri Rp 1,54 triliun, dan SBN Rp 475,26 triliun. 

Kemudian cicilan pokok luar negeri Rp 82,08 triliun, bunga Rp 343,49 triliun. Total pembayaran utang selama 2021 meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "JK Bilang Pemerintah Bayar Utang Rp 1.000 Triliun, yang Benar Rp 902 Triliun", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2023/06/04/214928426/jk-bilang-pemerintah-bayar-utang-rp-1000-triliun-yang-benar-rp-902-triliun.Penulis : Muhammad Idris

Editor : Muhammad Idris

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×