kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Belum Ada Pemulangan TKI


Kamis, 18 Desember 2008 / 06:40 WIB
Belum Ada Pemulangan TKI


Reporter: Martina Prianti |

JAKARTA. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat membantah kalau telah terjadi pemulangan ratusan ribu orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Jumhur mengatakan, sejauh ini BNP2TKI hanya mendapat laporan kalau ada rencana pemulangan 300.000 orang TKI dari Korea lantaran perusahaan manufaktur dan otomotif tempat mereka bekerja memangkas target produksinya. "Tapi itu belum terjadi karena kita sudah meminta pemerintah Korea untuk mencarikan kerja yang baru selama dua bulan ke depan. Jadi belum ada pemulangan satu pun orang TKI," ujar Jumhur kepada KONTAN, Rabu (17/12).

Terkait kabar dari Korea tersebut, sambung dia, pemerintah untuk sementara menghentikan pengiriman TKI ke negeri ginseng tersebut untuk sementara waktu. Alasannya, pemerintah Indonesia dan Korea telah sepakat bakal memprioritaskan TKI yang telah dirumahkan tersebut untuk mendapatkan pekerjaan.

Menurut dia, untuk sementara waktu ratusan TKI tersebut tetap dipertahankan berada di Korea. Nah bila dalam jangka waktu dua bulan ke depan ada yang belum mendapat penggantian tempat kerja, baru mereka akan dipulangkan ke Indonesia.

Jumhur melanjutkan, BNP2TKI juga telah mengantongi kabar kalau saat ini tengah terjadi pemutihan alias pembuatan dokumen bagi 230 ribu orang TKI yang bekerja secara ilegal di negeri jiran. "Sejauh ini, kami belum menerima laporan ada pemulangan TKI dari Malaysia atau negara lain tapi kami akan terus melakukan pemantauan melalui kantor duta besar," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×