Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kinerja pemerintah dalam merealisasikan program yang dananya sudah dianggarkan masih buruk. Terbukti, menjelang pertengahan tahun ini belanja modal pemerintah masih seret. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan mencatat, sampai pertengahan Mei 2011, pemerintah cuma mampu membelanjakan sekitar 10% dari anggaran belanja modal 2011.
Artinya, dari total belanja modal di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 yang sebesar Rp 135,8 triliun, baru sekitar Rp 13 triliun yang direalisasikan.
Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengakui, realisasi penyerapan belanja modal kementerian dan lembaga tersebut masih jauh dari target semester I-2011. Sampai Juni 2011 nanti pemerintah menargetkan belanja modal sudah mengucur 30% atau sekitar Rp 40,74 triliun.
Meski belanja modal masih seret, "Belanja secara keseluruhan sudah bagus hingga saat ini,” kata Agus, akhir pekan lalu.
Alasan kementerian/lembaga belum maksimal membelanjakan anggaran beragam. Ada yang terlalu berhati-hati menyerap belanja modal, ada pula yang beralasan tengah melakukan reorganisasi.
Pekan ini, Kementerian Keuangan berencana memanggil 10 kementerian/lembaga yang mendapat jatah anggaran paling besar untuk mengetahui biang seretnya penyerapan belanja modal tersebut. Ke-10 instansi tersebut mendapatkan jatah belanja modal sebesar Rp 111,6 triliun atau mencapai 82% dari total belanja modal di APBN 2011
Kendati masih mampet, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro yakin tahun ini penyerapan belanja modal pemerintah akan lebih baik daripada tahun lalu.
Namun, Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi memprediksi pola penyerapan anggaran tahun ini masih sama denga tahun lalu. Melihat pencapaian sampai saat ini, bisa dipastikan penyerapan belanja modal akan mulai dikebut di kuartal tiga dan empat nanti.
Jika pola ini dibiarkan, maka di akhir 2011 kementerian/lembaga akan berusaha menghabiskan anggaran tanpa peduli kualitas penyerapan anggaran. Sebab, jika mereka tak maksimal menyedot anggaran, jatah anggaran akan dipangkas di tahun berikutnya. "Jadi mereka mau tidak mau harus berusaha menghabiskannya,” kata Eric.
Seretnya belanja modal berdampak ke pertumbuhan ekonomi. Eric menghitung, kontribusi belanja pemerintah mencapai 7%-10% ke pertumbuhan ekonomi. Dus, bila ingin laju ekonomi bertambah cepat, belanja pemerintah pun harus pula digeber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News