Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi belanja negara pada tahun 2022 diyakini tak akan mencapai target yang dipatok pemerintah.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan, realisasi belanja negara pada tahun ini hanya terserap 90% dari target Rp 3.106,4 triliun.
“Kami melihat ada saving behaviour (kecenderungan menyimpan) belanja pada tahun ini,” tutur Bhima kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Defisit APBN 2022 Berpeluang di Bawah 2,8% dari PDB
Ini terlihat dari pemerintah meningkatkan sisa anggaran lebih (SAL) dengan cara menahan beberapa belanja untuk antisipasi pembiayaan anggaran pada tahun 2023.
Pun bila melihat pola belanja pemerintah daerah masih buruk. Salah satunya terlihat dari lambatnya eksekusi proyek atau pengadaan barang jasa.
Ini karena, pemerintah daerah juga mengantisipasi defisit APBN 2023 yang dipatok maksimal 3% PDB, sehingga akan ada alokasi belanja daerah yang berkurang.
Dengan gambaran tersebut, Bhima melihat, belanja pemerintah tidak akan memberi kontribusi signifikan dan belum kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Porsi belanja pemerintah terhadap PDB hanya di rentang 7% hingga 8% saja, belum ideal dalam mendorong pemulihan ekonomi,” ujar Bhima.
Baca Juga: Ada Kemungkinan Belanja Negara Tak Terserap 100%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News