kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Beberapa daerah tolak operasi pasar beras


Selasa, 26 Juli 2011 / 14:08 WIB
Beberapa daerah tolak operasi pasar beras
ILUSTRASI. Cara menghilangkan bau ketiak perlu segera dilakukan agar Anda percaya diri./Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/04/2012.


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can


JAKARTA. Beberapa daerah menolak operasi pasar beras. Namun, pemerintah akan tetap melakukan operasi pasar beras di daerah yang menolak sekalipun.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, beberapa daerah yang tidak bersedia menerima operasi pasar beras itu adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dia mengatakan, daerah tersebut menolak operasi beras lantaran khawatir berimbas pada harga di tingkat petani.

"Jadi (mereka menolak) dalam rangka melindungi harga di tingkat petani, karena kan di dua daerah tersebut tercatat surplus," jelasnya, Selasa (26/7).

Meski ada penolakan, Suswono tetap meminta Badan Usaha Logistik (Bulog) melakukan operasi pasar beras. Dia menilai, operasi pasar ini untuk meredam harga supaya tidak memberatkan konsumen. "Tetapi tentu saja jangan juga operasi pasar ini menjatuhkan harga di tingkat petani," tukasnya.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengakui, pengendalian harga beras di lapangan memang tak mudah dilakukan karena ada permainan para spekulan. Dia mengatakan, ada mafia yang menyimpan beras agar harganya terus melonjak. Dugaan adanya spekulan ini lantaran harga beras tetap tinggi kendati Bulog telah mengeluarkan cadangan berasnya.

Sutarto menduga, spekulan tidak mungkin menyimpan stok beras dalam waktu lama. Dia memperkirakan, gudang beras yang dimiliki spekulan itu hanya mampu menjaga kualitas beras rata-rata maksimum tiga bulan. "Bila surplus beras tinggi, maka spekulan tidak akan bermain. para spekulan saat ini mudah memainkan harga beras di pasar domestik karena surplus produksi minim," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×