kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,00   -3,30   -0.36%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban RI di investasi internasional 2016 turun 6%


Kamis, 30 Maret 2017 / 19:36 WIB
Beban RI di investasi internasional 2016 turun 6%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban sebesar US$ 321 miliar pada akhir kuartal keempat 2016. Jumlah tersebut mencapai 34,4% dari produk domestik bruto (PDB).

Net kewajiban PII tersebut menurun 6,88% dibandingkan posisi net kewajiban pada akhir kuartal ketiga 2016 yang sebesar US$ 344,7 miliar atau 38,1% dari PDB.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penurunan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan oleh penurunan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui penurunan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Posisi AFLN Indonesia pada akhir kuartal keempat 2016 turun 6,8% dibanding akhir kuartal sebelumnya menjadi US$ 296,5 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan AFLN pada investasi langsung dan investasi lainnya.

"Penurunan investasi langsung aset dipengaruhi oleh divestasi aset terkait round-tripping investasi langsung. Sementara itu, penurunan aset pada investasi lainnya terkait dengan penarikan simpanan sektor swasta domestik pada bank di luar negeri," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi, Kamis (30/3).

Namun, penurunan posisi AFLN lebih lanjut sedikit tertahan oleh posisi cadangan devisa yang mencatat peningkatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Sementara itu, posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal keempat 2016 turun 6,9% dibanding akhir kuartal sebelumnya menjadi US$ 617,5 miliar. Penurunan tersebut didorong oleh penurunan KFLN pada investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya.

Penurunan posisi KFLN tersebut terutama disebabkan oleh penurunan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah sejalan dengan penurunan IHSG dan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dan mata uang lainnya pada periode tersebut.

"BI memandang perkembangan PII Indonesia sampai dengan kuartal keempat 2016 masih cukup sehat. Namun, BI terus mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian. Ke depan, BI yakin kinerja PII Indonesia akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh BI," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×