kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Basuki: Saya cukup kenyang pengalaman banjir


Jumat, 24 Januari 2014 / 16:11 WIB
Basuki: Saya cukup kenyang pengalaman banjir
ILUSTRASI. Login di Dashboard Prakerja.go.id, Daftar Kartu Prakerja Gelombang 44 Resmi Dibuka


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku memiliki banyak pengalaman terendam banjir. Saat masih tinggal di Belitung hingga hijrah ke Jakarta, Basuki merasakan jadi korban banjir.

"Jadi, siapa bilang saya enggak pengalaman banjir?" kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (24/1/2014).

Saat Basuki duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) pada tahun 1981, ia bersama keluarganya menetap di Pademangan II, Jakarta Utara. Di kawasan tersebut, kediamannya menjadi langganan banjir, baik banjir rob maupun banjir tahunan.

Tak tahan banjir datang ke rumahnya, ia dan keluarga pindah ke Jalan Industri III Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada tahun 1982. Lagi-lagi, di rumah barunya itu tak luput dari banjir. Kemudian, pada tahun 1984, saat Basuki mengenyam pendidikan di Universitas Trisakti, Jakarta, keluarganya memutuskan untuk pindah rumah lagi. Kini, pilihan mereka jatuh di kawasan Muara Karang Blok V, Jakarta Utara.

Ada pengalaman menarik ketika ia dan keluarganya terkena banjir di Jakarta pada 2002. Ayah tiga anak itu pernah mengungsikan anak serta istrinya menggunakan truk. Saat itu, anaknya baru berusia 1 tahun dan Veronica Tan, istrinya, sedang terkena demam berdarah dan membawa bayi. Mereka diungsikan memakai truk menuju bandara untuk pulang ke Belitung Timur.

Saat menetap di Industri III Dalam, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Basuki kembali memiliki cerita unik. Ketika bangun tidur, ia kaget mendapati air sudah masuk ke dalam rumahnya. Begitu terkejutnya, ia pun berdiri. Ternyata tempat tidur dari kayu itu mengapung.

Basuki mengatakan, korban banjir menghadapi beragam risiko buruk. Selain ancaman penyakit akibat sampah dan sumber penyakit yang bertebaran, warga juga berisiko tersengat aliran listrik. "Jadi, siapa yang bilang aku enggak mengerti joroknya banjir. Saya ngerti sekali susahnya banjir, aku sudah kenyang lah," kata Basuki. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×