kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banyak Tantangan, Sri Mulyani Tetap Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2023 di Atas 5%


Selasa, 31 Mei 2022 / 18:42 WIB
Banyak Tantangan, Sri Mulyani Tetap Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2023 di Atas 5%
ILUSTRASI. Pekerja melakukan proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (20/4/2022). Banyak Tantangan, Sri Mulyani Tetap Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2023 di Atas 5%.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.Pemerintah masih meyakini pertumbuhan ekonomi tahun 2023 bisa tembus 5% year on year (yoy). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, pertumbuhan ekonomi 2023 bakal berada di kisaran 5,3% yoy hingga 5,9% yoy. 

Bendahara negara mengungkapkan, optimisme ini sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat didorong oleh berbagai komponen pembentukan pertumbuhan ekonomi di tengah peningkatan harga komoditas. 

“Berkaca pada pengalaman 2011 dan 2012 saat ada commodity boom, investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan, terutama dalam memanfaatkan harga komoditas yang tinggi serta akselerasi transformasi ekonomi,” tutur Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (31/5). 

Baca Juga: Belanja Produk Lokal Kementerian PUPR Tembus Rp 80,48 Triliun

Kemudian, dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan ibu kota negara (IKN) Nusantara juga diharapkan mendorong pertumbuhan investasi sekaligus merangsang aktivitas investasi sektor swasta di masa depan. 

Di sisi lain, dorongan konsumsi masyarakat juga digadang makin kuat, seiring perbaikan tingkat kesejahteraan. Pola konsumsi juga mulai normal. Beberapa jenis konsumsi yang sempat tertekan pada masa pandemi seperti pakaian, sepatu, maupun pariwisata dan kunjungan ke tempat rekreasi sudah meningkat di tahun ini dan bisa lebih kuat pada tahun depan. 

Akan tetapi, Sri Mulyani sadar bahwa Indonesia tak boleh jemawa. Pasalnya, memang ada beberapa risiko yang membayangi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti, konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina diperkirakan membawa dampak berkepanjangan pada aktivitas perdagangan dunia. 

Baca Juga: Menko Airlangga: Kerjasama Anggota G20 Penting Dalam Menjaga Stabilitas Dunia

Kemudian ada pengetatan kebijakan moneter, khususnya bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), yang lebih cepat juga akan mengakibatkan gejolak pasar keuangan global yang bisa mendorong peningkatan cost of fund di semua sektor. 

Nah, dengan mempertimbangkan potensi risiko dan potensi perekonomian dalam negeri, Sri Mulyani masih optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun depan masih bisa terlaksana. 

Baca Juga: Saran Ekonomi ke Pemerintah Terkait Hambatan Pemulihan Ekonomi

“Rentang asumsi pertumbuhan yang cukup lebar mencerminkan faktor ketidakpastian yang tinggi dari dinamika perekonomian global. Namun, kita memiliki APBN yang bisa dioptimalkan sebagai bantalan bila terjadi guncangan,” tandas Sri Mulyani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×