kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang Januari 2021 surplus US$ 1,5 miliar


Minggu, 14 Februari 2021 / 10:57 WIB
Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang Januari 2021 surplus US$ 1,5 miliar
ILUSTRASI. Pekerja memantau bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/10/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan neraca perdagangan Januari 2021 akan kembali mengalami surplus, sebesar US$ 1,50 miliar. Meski begitu, surplusnya lebih rendah dari surplus pada bulan Desember 2020 yang sebesar US$ 2,1 miliar. 

“Penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh laju ekspor yang diperkirakan akan turun dari bulan sebelumnya,” ujar Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Sabtu (13/2). 

Terperinci, laju ekspor diperkirakan minus 7,4% mom. Penurunan laju ekspor secara bulanan dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas ekspor pada bulan Januari 2021 yang tidak lebih besar daripada peningkatan harga pada bulan Desember 2020. 

Baca Juga: Kendalikan inflasi agar sesuai sasaran, pemerintah dan BI sepakati lima strategi

Seperti contohnya, harga Crude Palm Oil (CPO) di sepanjang bulan Januari 2021 tercatat turun 2,6% mom, padahal di bulan Desember 2020 tumbuh 10,7% mom. Kemudian, harga batubara tercatat naik 4,6% mom, sementara di bulan Desember 2020 harga komoditas tersebut berhasil meroket 29,9% mom. 

Sementara itu, volume ekspor pada bulan Januari 2021 juga diperkirakan menurun. “Mempertimbangkan penurunan aktivitas manufaktur dari beberapa mitra dagang utama seperti Uni Eropa, China, Jepang, dan juga indikasi dari PMI Manufaktur global yang menurun,” tambah Josua. 

Kemudian, laju impor bulanan diperkirakan turun 4,3% mom, dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia pada bulan lalu. 

Namun, bila dilihat secara tahunan, ekspor Indonesia bila dibandingkan dengan Januari 2020 sudah berhasil tumbuh positif 12,4% yoy. Sementara laju impor masih terkontraksi, yaitu minus 3,13% yoy. 

Selanjutnya: Kendalikan inflasi, pemerintah dan BI sepakati 5 langkah strategis ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×